Pengaruh Edamame (Glycine Max l. Merrill) Terfermentasi Kombinasi Aspergillus Oryzae Dan Rhizopus Oligosporus Terhadap Kadar Hdl Dan Ldl Tikus Terovariektomi

Abstract

Menopouse merupakan perubahan alami pada tubuh yang mencakup perubahan biologis yang terkait dengan proses penuaan (Lalo dkk., 2017). Pada wanita yang mengalami menopause terjadi penurunan kadar HDL dan peningkatan kadar LDL yang signifikan setelah sekitar 2,5 tahun akibat penurunan kadar estrogen sehingga menyebabkan percepatan pembentukan aterosklerosis (Connor, 2013). Oleh karena itu, diperlukan asupan estrogen dari luar tubuh untuk menurunkan risiko aterosklerosis pada wanita menopause. Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen adalah dengan menggunakan hormone replacement therapy (HRT) (Suvarna, 2010). Seperti semua obat lainnya, HRT dapat menimbulkan efek samping serius yang dapat terjadi. Maka alternatif lain yang dapat digunakan adalah mengonsumsi isoflavon dan kandungan isoflavon paling tinggi terdapat pada tanaman kedelai atau edamame. Edamame adalah tanaman yang berasal dari Jepang dan merupakan spesies dari kedelai. Kandungan isoflavon utama pada kedelai adalah bentuk glikosidanya (genistin, daidzin, dan glisitin) dan sedikit dalam bentuk aglikon (genistein, daidzein, dan glisitein). Adanya proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan isoflavon aglikon pada kedelai. Proses fermentasi edamame menggunakan A. oryzae dan R. oligosporus terbukti dapat meningkatkan kadar isoflavon aglikon genistein dan daidzein (Fitriah, 2018; Imansari, 2018). Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan uji pengaruh edamame (Glycine max L. Merrill) terfermentasi kombinasi A. oryzae dan R. oligosporus terhadap kadar HDL dan LDL pada tikus betina Sprague Dawley yang diovariektomi. Tahap awal yang dilakukan adalah peparasi edamame terfermentasi selama 3 hari sampai didapatkan serbuk edamame terfermentasi. Kemudian serum darah pada masing-masing kelompok uji diambil pada H -1 ovariektomi, H +10 ovariektomi dan H +29 perlakuan. Setelah tikus diovariektomi, masa penyembuhan tikus pasca ovariektomi adalah 10 hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian suspensi serbuk edamame terfermentasi terhadap hewan uji pada kelompok perlakuan salama 28 hari. kemudian serum darah diperiksa kadar HDL dan LDL-nya menggunakan metode enzimatik. Hasil pemeriksaan kadar HDL dan LDL menunjukkan kadar HDL dan LDL sebelum ovariektomi pada semua kelompok uji memiliki kadar yang berbeda-beda. Terjadi penurunan kadar HDL dan peningkatan kadar LDL setelah ovariektomi yang menunjukkan adanya pengaruh ovariektomi terhadap kadar HDL dan LDL. setelah 28 hari perlakuan, kadar HDL tertinggi pada kelompok perlakuan berturut-turut yaitu pada dosis 1.000, 1.250, 500, 250, 750 dan 100 mg/kgBB. Namun, berdasarkan hasil uji statistik, semua kelompok perlakuan tidak memberikan hasil yang signifikan dengan nilai p<0,05. sedangkan nilai LDL kelompok perlakuan didapatkan kadar terendah berturut-turut yaitu pada dosis 750 mg/kgBB yang dikuti dengan dosis 100, 500, 250, 1.000 dan 1.250 mg/kgBB. Berdasarkan analisis statistik, pada semua kelompok uji memberikan hasil yang tidak berbeda signifikan. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa serbuk edamame terfermentasi kombinasi A. oryzae dan R. oligoporus tidak mampu memberikan kenaikan kadar HDL dan penurunan kadar LDL pada tikus yang dilakukan ovariektomi berdasarkan analisis statistik yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif.