Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/93916
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSUSILO, Djoko-
dc.contributor.advisorMOLASY, Honest Dody-
dc.contributor.authorHIDAYAH, Aprilia Kurnia-
dc.date.accessioned2019-11-06T00:45:52Z-
dc.date.available2019-11-06T00:45:52Z-
dc.date.issued2019-04-01-
dc.identifier.nim130910101049-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/93916-
dc.description.abstractLarangan burkini bermula sejak setelah serangkaian serangan teror di Perancis oleh ekstremis Islam pada 28 Juli 2016 dalam sebuah perayaan Bastille Day. Cannes adalah kota pertama yang menerapkan peraturan tersebut, kemudian diikuti oleh kota-kota lain yang menerapkan larangan serupa. Pro kontra terus bergulir hingga pada 26 Agustus 2016, Dewan Negara memutuskan pembatalan terhadap larangan pakaian Burkini yang telah dikeluarkan oleh sejumlah wilayah. Hal ini direspon tidak baik oleh sebagian besar Wali Kota dan tetap menginginkan untuk melanjutkan aturan larangan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui alasan Wali Kota melakukan larangan di sejumlah pantai.en_US
dc.publisherUniversitas Jemberen_US
dc.subjectPenolakan Perancis terhadap Penggunaan Burkini di Pantaien_US
dc.titlePenolakan Perancis terhadap Penggunaan Burkini di Pantaien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiHubungan Internasional-
dc.identifier.kodeprodi0910101-
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Aprilia Kurnia Hidayah-130910101049_.pdf694.96 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools