Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/93797
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorTITIK, Sugiarti-
dc.contributor.advisorERFAN, Yudianto-
dc.contributor.authorINDAH, Verjayanti-
dc.date.accessioned2019-11-03T03:45:31Z-
dc.date.available2019-11-03T03:45:31Z-
dc.date.issued2018-07-17-
dc.identifier.nimNIM140210101074-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/93797-
dc.description.abstractSikap merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Salah satu sikap yang penting adalah antisipasi dan kepercayaan. Antisipasi siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah kecenderungan perasaan yang dimiliki oleh siswa untuk mempertimbangkan sesuatu penyelesaian matematika yang belum benar-benar diselesaikan dan dipengaruhi oleh struktur kecerdasan masa lalu. Antisipasi ada dua macam, yaitu prediksi dan peramalan. Prediksi adalah perkiraan hasil penyelesaian soal matematika sebelum soal tersebut benarbenar diselesaikan. Peramalan adalah pandangan hasil penyelesaian dan perhitungan yang dipakai sebagai sarana untuk mencapai hasil penyelesaian. Antisipasi yang kaitannya dengan proses berpikir terdiri dari 5 macam yaitu impulsif, kaku, eksploratif, analitik, dan terinternalisasi. Kepercayaan dalam menyelesaikan soal matematika adalah kecenderungan perasaan yang bersifat positif atau negatif tentang keyakinan akan kemampuan matematikanya dalam menyelesaikan soal matematika. Kepercayaan memiliki tiga aspek penting dalam penelitian ini, yaitu tenang, mandiri dan yakin. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses antisipasi dan kepercayaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kemampuan matematika dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 Desain Pemodelan 3 (10 DP 3) SMKN 2 Jember yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini didahului dengan menyusun instrumen penelitian berupa soal matematika dan pedoman wawancara. Sebelum penelitian dilakukan, instrumen penelitian divalidasi terlebih dahulu. Setelah itu, siswa dikategorikan berdasarkan kemampuan matematikanya. Lalu siswa mengerjakan soal, diamati, dan diwawancarai. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang terpilih melalui metode snowball. Wawancara dalam penelitian ini berhenti sampai 7 subjek yaitu 2 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa antisipasi dan kepercayaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbeda-beda antar tingkat kemampuan matematikanya. Siswa berkemampuan tinggi dapat melakukan antisipasi walaupun kurang tepat. Mereka memiliki kepercayaan, tapi juga mengalami ketidakpercayaan pada bagian tertentu. Siswa berkemampuan sedang ada yang dapat melakukan antisipasi dan ada yang tidak dapat melakukan antisipasi. Mereka kurang percaya diri. Siswa berkemampuan rendah tidak dapat melakukan antisipasi sama sekali dan tidak memiliki kepercayaan. Setelah diwawancarai dan digali, siswa berkemampuan tinggi ternyata memiliki antisipasi eksploratif, analitik, dan kaku. Siswa berkemampuan sedang memiliki antisipasi impulsif, kaku, terinternalisasi, dan eksploratif. Siswa berkemampuan rendah memiliki antisipasi impulsif, terinternalisasi, dan eksploratif. Penyebab antisipasi dan kepercayaan adalah pemahaman terhadap soal dan konsep matematika yang dimiliki. Setiap siswa dengan berbagai tingkat kemampuan matematikanya, akan dapat melakukan antisipasi ketika mereka memahami soal dan konsep matematika. Selain itu, penyebabnya adalah pengaruh antar komponen. Antisipasi dipengaruhi oleh kepercayaan, begitu juga sebaliknya. Contohnya siswa yang melakukan antisipasi impulsif dan siswa berkemampuan tinggi yang lebih mempercayai gurunya. Antisipasi dipengaruhi oleh kemampuan matematika, begitu juga sebaliknya. Contohnya siswa berkemampuan rendah tidak dapat melakukan antisipasi dan mereka dapat menemukan jawaban ketika melakukan antisipasi eksploratif. Kepercayaan dapat dipengaruhi oleh kemampuan matematika, tapi tidak selalu. Contohnya siswa berkemampuan rendah yang menyontek. Kemampuan matematika dapat dipengaruhi oleh kepercayaan secara tidak langsung. Kepercayaan diri yang konsisten, kelak akan menimbulkan antisipasi yang baik, dan pada akhirnya meningkatkan kemampuan matematika.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries140210101074;-
dc.subjectPembelajaran matematikaen_US
dc.subjectSoal matematikaen_US
dc.subjectMatematikaen_US
dc.titleAnalisis Antisipasi Dan Kepercayaan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Kemampuan Matematikaen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
INDAH VERJAYANTI-140210101074-.pdf1.63 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools