Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/92763
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorCholis Abrori-
dc.contributor.advisorPipiet Wulandari-
dc.contributor.authorPUTRI, Nadhifah Athaya-
dc.date.accessioned2019-09-13T09:21:07Z-
dc.date.available2019-09-13T09:21:07Z-
dc.date.issued2019-09-13-
dc.identifier.nim152010101076-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92763-
dc.description.abstractDiabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang terjadi akibat adanya kelainan kelainan sekresi insulin, sensitivitas insulin atau keduanya dengan karakteristik hiperglikemia yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik. Terapi farmakologi dengan obat modern pada penderita DM terdiri atas obat antidiabetik (OAD) oral dan injeksi. Salah satu contoh OAD oral yang sering digunakan oleh masyarakat adalah OAD dari golongan sulfonilurea, seperti glibenklamid, namun efek samping yang disebabkan adalah hipoglikemik. Dari adanya efek samping tersebut, maka saat ini penggunaan OAD mulai beralih ke glimepirid. Glimepirid adalah obat penurun glukosa darah oral golongan sulfonilurea generasi kedua terbaru. Mekanisme kerja glimepirid sama dengan OAD golongan sulfonilurea lainnya, tetapi glimepirid juga mempunyai mekanisme ekstra pankreas, yaitu dengan meningkatkan jumlah molekul transporter glukosa transmembran plasma otot perifer serta adiposa jaringan dan meningkatkan transport aktif glukosa. Diabetes Melitus dapat mengganggu homeostasis zink melalui berbagai mekanisme. Salah satu mekanisme yang mengakibatkan peningkatan eksresi urin dan penurunan total zink tubuh adalah hiperglikemia. Zink berfungsi sebagai kofaktor penting untuk lebih dari 300 enzim, seperti superoksida dismutase yang dianggap penting untuk mereduksi dan menetralisasi radikal bebas. Zink yang memiliki sifat antioksidan yang dapat memperlambat komplikasi mikorvaskuler dan makrovaskuler DM akibat stress oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penambahan zink pada terapi glimepirid terhadap kadar glukosa darah puasa mencit yang diinduksi streptozotocin. Manfaat penelitian ini adalah dapat menambah ilmu pengetahuan dan referensi dibidang ilmu kesehatan mengenai manfaat penambahan zink pada terapi glimepirid terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi streptozotocin dan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan tambahan informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada pasien DM. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental murni (true experimental design) secara in vivo dengan rancangan pre-post test control group design. Pengukuran atau pengamatan dilakukan setelah dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Terdapat 25 sampel penelitian yang dihitung berdasarkan rumus Federer. Terdapat satu kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mencit Webster (Balb/c) jenis kelamin jantan, usia dewasa sekitar 2-3 bulan, berat badan 20-30g. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian zink. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa mencit. Sampel dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan perlakuan, yaitu kelompok kontrol (K) tidak diberi perlakuan, sedangkan kelompok P1, P2, P3, dan P4 diinjeksi STZ secara intraperitonial. Setelah terjadi kondisi hiperglikemi pada kelompok perlakuan P1, P2, P3, dan P4, penelitian dilanjutkan dengan pemberian Na-CMC secara sonde pada kelompok K dan P1, pemberian glimepirid secara sonde pada kelompok P2, pemberian zink secara sonde pada kelompok P3, serta pemberian glimepirid dan zink secara sonde pada kelompok P4 selama 14 hari. Setelah semua data terkumpul, dilakukan uji komparasi one way Anova untuk melihat perbedaan efek penambahan zink pada terapi tunggal glimepiride dan diperoleh p-value sebesar 1,000 (signifikan jika p<0,05) yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pemberian terapi tunggal glimepirid dengan penambahan zink pada terapi tunggal glimepirid. Kadar glukosa darah puasa post perlakuan pada mencit kelompok P2, P3, dan P4 menunjukkan adanya penurunan signifikan yang lebih baik dari kadar glukosa darah puasa pre. Penambahan zink pada terapi glimepirid tidak memiliki perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa mencit jika dibandingkan dengan terapi tunggal glimepirid.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectZinken_US
dc.subjectGLIMEPIRIDen_US
dc.subjectGLUKOSA DARAHen_US
dc.subjectSTREPTOZOTOCINen_US
dc.titleEfek Penambahan Zink pada Terapi Glimepirid terhadap Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Streptozotocinen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Medical

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Nadhifah Athaya Putri - 152010101076.pdf2.93 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools