Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/92699
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAncah Caesarina Novi-
dc.contributor.advisorIsa Ma’rufi-
dc.contributor.authorNINGSIH, Harwiyandi-
dc.date.accessioned2019-09-11T04:32:10Z-
dc.date.available2019-09-11T04:32:10Z-
dc.date.issued2019-09-11-
dc.identifier.nim162520102035-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92699-
dc.description.abstractPenyakit Jantung merupakan kondisi patologis arteri koronaria yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung. Desain penelitian ini menggunakan observasi analitik dengan pendekatan case control. Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu responden kasus dan responden kontrolm asing-masing berjumlah 57 responden yang semuanya adalah pasien rawat jalan poli jantung di RSU PTPN X Jember Klinik. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling. Analisis data diolah menggunakan uji statistik regresi logistic.Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan stress terhadap penyakit jantung koroner (p-value = 0,003 ), terdapat hubungan antara depresi terhadap penyakit jantu koroner (p-value = 0,006), tidak terdapat hubungan antara konsumsi kopi terhadap penyakit jantung koroner (p-value = 0,444), tidak terdapat hubungan antara konsumsi rokok terhadap penyakit jantung koroner (p-value = 0,927), terdapat hubungan antara aktifitas fisik terhadap penyakit jantung koroner (p-value = 0,009). Stress yang dialami responden tergolong stress sedang. Pasien mudah terombang-ambing ketika menghadapi masalah, merawat suami yang terkena stroke dan orangtua sakit, kemudian kematian pasangan hidup, kematian saudara dekat responden, adanya penurunan kesehatan yang dialami anggota keluarga sering mengalami kesulitan tidur dan sering mengalami sakit misalnya sakit kepala dan punggung. Depresi yang diamalami responden tergolong berat dikarenakan bahwa responden mengalami berbagai masalah diantaranya sering mengalami putus asa, menyalahkan diri sendiri dan merasa mengecewakan orangsering mengalami kesulitan tidur dan sering mengalami sakit misalnya sakit kepala dan punggung. Depresi yang diamalami responden tergolong berat dikarenakan bahwa responden mengalami berbagai masalah diantaranya sering mengalami putus asa, menyalahkan diri sendiri dan merasa mengecewakan orang lain, merenungkan tentang perbuatan dosa dimasa lalu, mengeluh sulit tiap tidur malam, mengalami agitasi (gelisah), mudah tegang dan khawatir, nyeri kepala, dan mual. Maka dari itu stress dan depresi dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner. Tidak adanya hubungan antara konsumsi kopi terhadap penyakit jantung koroner dimungkinkan karena hanya melihat kuantitas, tidak memperhitungkan dari kualitas kafein dan jenis kopi, selain itu intensitas pasien meminum kopi (tidak aktif meminum kopi). Sebagian mereka mengkonsumsi kopi 1-2 cangkir setiap hari dan sebagian responden lain, mereka mengkonsumsi kopi ketika ada keinginan saja atau tidak setiap hari, itupun setengah atau satu cangkir. Tidak adanya hubungan antara konsumsi kopi terhadap penyakit jantung koroner dimungkinkan responden pada kelompok kasus dan kontrol yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok lebih rendah daripada responden yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok walaupun perbedaannya tidak signifikan, kemungkinan lain bisa disebabkan karena tidak diperhitungkan kualitas dari nikotin yang terkandung dalam rokok, dan didalam rokok terdapat zat akti oksidan yang tidak berbahaya bagi tubuh. Selanjutnya, variabel konsumsi rokok dinilai dari 10 tahun sebelum responden terkena penyakit jantung koroner, sehingga dimungkinkan responden telah berhenti lama sebelum terkena penyakit jantung koroner dan lokasi penelitian yang berbeda. Faktor utama penyakit jantung koroner tidak hanya disebabkan oleh merokok tetapi disebabkan multifaktoral atau berbagai macam faktor antara lain stress, depresi, maupun aktifitas fisik yang kurang. Selain itu responden melakukan aktifitas fisik ringan antara lain menonton tv, kegiatan beribadah, berbaring, menyapu, duduk, mencuci piring, berjalan perlahan, dan di sisi lain responden mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti udang, daging dan santan. Aktifitas fisik yang kurang atau bahkan tidak sama sekali dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Gaya hidup sedentary adalah gaya hidup dimana aktifitas fisik sangat minimal atau kurang, sedangkan beban kerja mental maksimal atau berat. Saran yang dapat diberikan kepada Dinas terkait adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang dilakukan secara terus-menerus guna menurunkan kejadian penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko kematian tinggi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectJantung koroneren_US
dc.titleHubungan Psikologis dan Gaya Hidup terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Rawat Jalan di RSU PTPN X Jember Kliniken_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:MT-Sciences of Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Harwiyandi Ningsih - 162520102035.pdf1.39 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.