Penerapan Prinsip Kerja Sama dalam Tanya Jawab Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IX MTs Al Hikmah Banyuwangi

Abstract

Prinsip kerja sama merupakan salah satu aspek penting dalam studi pragmatik. Prinsip kerja sama dapat membantu mewujudkan pemahaman yang baik antara penutur dengan mitra tutur sehingga tujuan komunikasi dapat dicapai dengan baik. Prinsip kerja sama terdiri atas empat masim, yakni maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim hubungan, dan maksim cara. Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, prinsip kerja sama sangat penting digunakan oleh guru maupun siswa. Hal ini disebabkan guru dan siswa di dalam kelas saling berinteraksi. Masing-masing interaksi memiliki kegiatan, salah satunya adalah bertanya jawab. Oleh sebab itu penelitian penerapan prinsip kerja sama dalam tanya jawab pembelajaran Bahasa Indonesia penting diteliti sebab (1) tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran sehingga sering dilaksanakan pada saat pembelajaran dan memegang peranan penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran. (2) Penelitian prinsip kerjasama juga bermanfaat untuk guru Bahasa Indonesia dan siswa. Hal tersebut disebabkan hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam memberikan gambaran penggunaan prinsip kerja sama siswa dalam kegiatan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia, misalnya dalam materi diskusi di SMP kelas IX. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah rancangan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa segmen tutur beserta konteks tutur dari peristiwa tutur tanya jawab yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesiadi MTs Al Hikmah Banyuwangi kelas IX yang diindikasikan mematuhi dan melanggar maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim cara, dan maksim hubungan dalam prinsip kerja sama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi, meliputi kegiatan menyimak, mencatat, serta merekam tuturan siswa dan guru selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Analisis data yang dilakukan yakni mereduksi data, penyajian data, penginterpretasian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip kerja sama dalam tanya jawab pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX MTs Al Hikmah Banyuwangi dibagi menjadi dua, yakni pematuhan prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip kerja sama.Wujud pematuhan prinsip kerja sama dalam Tanya-jawab pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX MTs Al Hikmah Banyuwangi memiliki bentuk keragaman pematuhan maksim, yakni: 1) pematuhan maksim kuantitas, 2) maksim kuantitas dan maksim kualitas, 3) maksim kuantitas dan maksim cara, 4) maksim kualitas, 5) maksim kualitas dan maksim hubungan, dan 6) maksim hubungan dan maksim cara dalam tanya jawab guru dengan siswa maupun siswa dengan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX MTs Al Hikmah Banyuwangi. Selain pematuhan, wujud pelanggaran prinsip kerja sama dalam tanya jawab pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX MTs Al Hikmah Banyuwangi juga memiliki bentuk keragaman pelanggaran maksim, yakni: 1) pelanggaran maksim kuantitas, 2) maksim kuantitas dan maksim hubungan, 3) maksim kualitas, 4) maksim kualitas dan maksim hubungan, 5) maksim kualitas dan maksim cara, 6) maksim hubungan, 7) maksim hubungan dan maksim cara,dan 8) maksim cara dalam tanya jawab guru dengan siswa maupun siswa dengan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX MTs Al Hikmah Banyuwangi. Hal tersebut menandakan bahwa sebuah tindak tutur tanya jawab belum tentu mematuhi atau melanggar semua maksim prinsip kerja sama. Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal yang dapat disarankan yakni hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan telaah untuk diskusi dalam pembelajaran pragmatik khususnya tentang prinsip kerja sama dan strategi bertanya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang relevan dengan bahasan yang lebih luas dan objek yang berbeda sebab keterbatasan sang peneliti.