Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/92344
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorNa’im, Mohammad-
dc.contributor.advisorPuji, Rully Putri Nirmala-
dc.contributor.authorHIDAYAH, Bidayatul-
dc.date.accessioned2019-09-02T01:54:54Z-
dc.date.available2019-09-02T01:54:54Z-
dc.date.issued2019-09-02-
dc.identifier.nimNIM150210302062-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92344-
dc.description.abstractBerdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 74 Tahun 2008 tentang Guru bahwa kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Kompetensi professional meliputi kemampuan pendidik dalam menguasai dan mengintegrasikan antara penguasaan materi ajar, teknologi serta budaya yang diampunya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 22 Tahun 2016 bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan dengan salah satu prinsip pembelajaran yakni memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan guru besar Institut Teknologi Surabaya (ITS) terhadap guru di sejumlah sekolah di Jember mulai SD, SMP, SMA dan SMK menunjukkan, hanya 30 persen guru yang kreatif dan melek Teknologi Informasi. Sisanya, sebanyak 70 persen guru tidak kreatif. Mereka masih mengajar dengan teknik konvensional, tanpa menggunakan Teknologi Informasi, dalam riset tersebut juga didapatkan data, banyak murid yang menilai guru mereka gaptek (gagap teknologi) dan telmi (telat mikir). Berdasarkan observasi di tiga SMA negeri yang ada di Kabupaten Jember diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang digunakan pendidik dalam pembelajaran sejarah terpaku pada buku paket atau Lembar Kerja Siswa (LKS). Beberapa pendidik ada yang tidak dapat menggunakan komputer atau laptop sehingga tidak dapat membuat media power point untuk mengajar. Oleh karena itu, pendidik dituntut mampu menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dalam proses pembelajaran. Pendidik profesional dapat diwujudkan salah satunya dengan meningkatkan kualitas Technological Content Knowledge (TCK). Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana technological content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan di MGMP Sejarah yang bertempat di SMAN 4 Jember. Teori technological content knowledge yang digunakan yaitu teori Koehler dan Mishra (2006). Sampel yang digunakan yaitu pendidik sejarah di Kabupaten Jember sebanyak 33 sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik deskriptif untuk memperoleh nilai mean (rata-rata), nilai ninimum, maksimum, dan standar deviasi. Berdasarkan hasil statistik deskriptif ditinjau dari komponen technological content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember yaitu, pengetahuan penggunaan perangkat lunak memiliki skor tertinggi dengan nilai (M = 3.95, SD = 0.622, Max = 5.00, Min = 2.60) kategori baik, skor tertinggi kedua yaitu pengetahuan teknologi dengan nilai (M = 3.78, SD = 0.619, Max = 5.00, Min = 2.60) termasuk kategori baik, penggunaan teknologi untuk evaluasi sumber daya dengan nilai (M = 3.29, SD = 0.561, Max = 4.20, Min = 2.20), dan penggunaan teknologi untuk presentasi memperoleh nilai (M = 2.75, SD = 0.573, Max = 3.80, Min = 1.80) termasuk kategori cukup, serta penggunaan teknologi untuk mengkomunikasikan informasi dengan nilai (M = 2.68, SD = 0.908, Max = 5.80, Mix = 1.00) kategori cukup. Berdasarkan nilai keseluruhan statistik deskriptif technological content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember diperoleh nilai (M = 3,29, SD = 0, 417, Max = 4.00, Min = 2.36). Technological content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember sebanyak 60,6% pada tingkat baik, sebanyak 27,3% pada tingkat cukup dan 12,1% pada tingkat rendah, sedangkan pada tingkat sangat rendah dan sangat baik sebanyak 0%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat technological content knowledge pendidik sejarah di Kabupaten Jember berada pada tingkat baik. Berdasarkan pada kesimpulan tersebut, saran yang diberikan oleh peneliti yaitu pendidik harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar di kelas.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries150210302062;-
dc.subjectTCKen_US
dc.subjectTechnological Content Knowledgeen_US
dc.subjectPendidik Sejarahen_US
dc.titleTechnological Content Knowledge (TCK) Pendidik Sejarah di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Bidayatul Hidayah-150210302062_1.pdf2.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools