Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Yang Dirugikan Akibat Kegiatan Promosi Sriwijaya Travel Pass

Abstract

Sriwijaya Travel Pass merupakan program yang membuka keanggotaan bersifat eksklusif pada seluruh pengguna jasa penerbangan. Sriwijaya Air mempromosikan program Sriwijaya Travel Pass dengan menyatakan bahwa anggota Sriwijaya Travel Pass dapat menikmati penerbangan sepuasnya selama satu tahun penuh hanya dengan membayar biaya sebesar 12 juta rupiah pada awal pendaftaran. Dalam promosinya pihak Sriwijaya Air tidak akan membatasi jumlah penerbangan yang akan diambil oleh anggota Sriwijaya Travel Pass sehingga memungkinkan anggota dapat melakukan penerbangan sepuasnya di seluruh rute domestik dengan menggunakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air dan NAM Air. Namun faktanya setelah menggunakan program Sriwijaya Travel Pass banyak anggota yang mengeluh kesulitan membeli tiket penerbangan Sriwijaya Air karena tiket selalu sold out hingga beberapa bulan ke depan. Tetapi apabila anggota Sriwijaya Travel Pass mencoba membeli tiket atas nama non member untuk jadwal dan rute penerbangan yang sama ternyata tiket masih tersedia bahkan dengan pilihan rute dan jadwal yang beragam. Hal ini menimbulkan kerugian bagi anggota karena tidak bisa menggunakan fasilitas yang ditawarkan pada program Sriwijaya Travel Pass yaitu berupa penerbangan sepuasnya selama satu tahun. Sriwijaya Air selama ini tidak menginformasikan secara jelas, lengkap dan transparan terkait penyediaan tiket antara anggota dengan penumpang regular dan kondisi produk yang sebenarnya sehingga anggota mengalami kerugian. Hal ini ada dugaan melanggar Pasal 7 huruf b,c, dan f, dan Pasal 118 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Rumusan masalah yang akan dibahas : (1) Apa bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen yang dirugikan akibat kegiatan promosi Sriwijaya Travel Pass? (2) Apa tanggung jawab dari Sriwijaya Air terhadap konsumen yang dirugikam akibat kegiatan promosi Sriwijaya Travel Pass? (3) Apa upaya penyelesiaan yang dapat ditempuh oleh konsumen yang dirugikan akibat kegiatan promosi Sriwijaya Travel Pass? Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan tipe penelitian normatif, yang artinya bahwa permasalahan yang diangkat dan dibahas dalam penelitian difokuskan dengan menerapkan kaidah atau norma dalam hukum positif. Pendekatan masalah menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach), dengan bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan non hukum. Analisa bahan hukum yang digunakan yaitu secara deduktif adalah analisa yang dimulai dari hal yang bersifat umum untuk menuju hal yang bersifat khusus. Hasil penelitian atas pembahasan dalam skripsi ini yaitu mencakup, pertama bentuk pelindungan hukum terhadap konsumen yang dirugikan akibat promosi Sriwijaya Travel Pass adalah perlindungan hukum dalam tindakan preventif yang tertuang pada pasal 4,7,8, 9 dan 10 UUPK dan perlindungan hukum dalam tindakan represif yang tertuang pada pasal 23, 60 dan 62 UUPK. Yang kedua tanggung jawab Sriwijaya Air terhadap konsumen yang dirugikan akibat promosi Sriwijaya Travel Pass adalah berupa ganti rugi dengan pengembalian uang pendaftaran program Sriwijaya Travel Pass sebesar 12 juta rupiah yang telah dikeluarkan oleh konsumen atau berupa penggantian jasa yang setara dengan program Sriwijaya Travel Pass dan upaya yang dapat ditempuh oleh konsumen yang dirugikan akibat promosi Sriwijaya Travel Pass yaitu dengan penyelesaian sengketa dengan cara damai, peneyelesaian sengketa melalui pengadilan dan penyelesaian diluar pengadilan. Kesimpulan yang diperoleh adalah, pertama Bentuk perlindungan hukum bagi konsumen dalam tindakan preventif terhadap promosi Sriwijaya Travel Pass yang mengakibatkan kerugian bagi konsumen tertuang pada Pasal 4,7,8,9 dan 10 UUPK serta untuk bentuk perlindungan hukum bagi konsumen dalam tindakan represif tertuang pada Pasal 23, 60 dan 62 UUPK. Kedua tanggung jawab Sriwijaya Air terhadap konsumen yang dirugikan akibat promosi Sriwijaya Travel Pass yaitu Sriwijaya Air mempunyai tanggung jawab untuk memberi jaminan atas hak-hak konsumen, Sriwijaya Air berkewajiban untuk memberi kompensasi atau ganti rugi dalam bentuk pengembalian uang pendaftaran program Sriwijaya Travel Pass sebesar 12 juta rupiah atau berupa penggantian jasa yang setara dengan program Sriwijaya Travel Pass. Sriwijaya Air juga berkewajiban untuk melaksanakan ketentuan terkait tanggung jawab pelaku usaha pada Pasal 7 huruf a, dan f serta Pasal 19 UUPK. Ketiga bahwa berdasarkan pasal 45 UUPK, upaya penyelesaian yang dapat ditempuh oleh konsumen yang dirugikan akibat promosi Sriwijaya Travel Pass yaitu upaya penyelesaian sengketa secara damai, upaya penyelesaian sengketa melalui pengadilan dan upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang dilakukan melalui Badan Penyelesian Sengketa Konsumen (BPSK). Saran dari penulis baik pelaku usaha yaitu sebaiknya pelaku usaha dalam mempromosikan produk yang diperdagangkannya wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur terkait kondisi produk yang sebenarnya sehingga tidak menyebakan kerugian bagi konsumen Konsumen sebaiknya lebih berhati-hati dalam membeli atau menggunakan produk dengan memperhatikan informasi dengan seksama sehingga mencegah kerugian yang mungkin ditimbulkan.Serta pemerintah sebaiknya dalam hal ini membuat regulasi khusus terkait promosi/iklan yang beredar dimasyarakat melalui media digital yang saat ini lebih sering diakses sehingga promosi/iklan pada media digital lebih terarah dalam penncantuman informasi produk.