Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/91568
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSumarjono-
dc.contributor.advisorSugiyanto-
dc.contributor.authorDEWI, Ayu Trisna-
dc.date.accessioned2019-08-08T08:23:58Z-
dc.date.available2019-08-08T08:23:58Z-
dc.date.issued2019-08-08-
dc.identifier.nimNIM150210302041-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91568-
dc.description.abstractFestival Gandrung Sewu pertama kali diadakan pada 17 November 2012 di Pantai Boom yang diikuti oleh seribu lebih penari Gandrung. Banyaknya kesenian dan kebudayaan di Banyuwangi, Tari Gandrung terpilih dalam penyelenggaraan event besar ini. Paguyuban Pelatih Seni dan Tari Banyuwangi (Patih Senawangi) memilih Tari Gandrung karena Gandrung sudah menjadi maskot Kabupaten Banyuwangi dan dipandang sebagai identitas umum Kabupaten Banyuwangi. Sebelum diadakannya Festival Gandrung Sewu, Tari Gandrung sempat meredup karena tariannya yang erotis, pakainnya yang terbuka, dan maraknya minuman keras pada saat penyelenggaraan Gandrung. Akibatnya Gandrung mulai kurang diminati oleh masyarakat terutama oleh generasi muda. Hal ini karena generasi muda lebih tertarik pada budaya modern daripada budaya lokal yang ada di tempat tinggalnya. Sebelum diadakannya Festival Gandrung Sewu, kegiatan serupa juga pernah diadakan pada tahun 1974 dibawah pemerintahan Bupati Djoko Supa’at Slamet. Akan tetapi, kegiatan tersebut hanya berjalan satu kali saja dan tidak diadakan kembali pada tahun-tahun berikutnya. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: (1) bagaimana Latar belakang diadakannya Festival Gandrung Sewu di Kabupaten Banyuwangi?; (2) bagaimana dinamika Festival Gandrung Sewu pada tahun 2012-2018? Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji latar belakang diadakannya Festival Gandrung Sewu; (2) mengkaji dinamika Festival Gandrung Sewu pada tahun 2012-2018. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah. Langkahlangkah yang ditempuh adalah: (1) heuristik; (2) kritik; (3) interpretasi; dan (4) historiografi. Sumber-sumber primer yang digunakan adalah sumber lisan yang didapatkan dari pihak-pihak yang terlibat langsung dengan tema penelitian dan dokumen-dokumen dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries150210302041;-
dc.subjectFestival Gandrung Sewuen_US
dc.subjectPaguyuban Pelatih Seni dan Tari Banyuwangien_US
dc.titleFestival Gandrung Sewu di Kabupaten Banyuwangi Pada Tahun 2012-2018en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ayu Trisna Dewi-150210302041_1.pdf2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools