Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/91189
Title: Penggunaan Lichen Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Dan Gangguan Faal Paru Pada Masyarakat Di Kawasan Industri Genteng (Studi Di Kawasan Industri Genteng Desa Kalibagor Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo)
Authors: MA'RUF, Isa
RAMANI, Andrei
RINDIANI, Anis Trisia
Keywords: Industri genteng
Penggunaan Lichen
Lichen
Bioindikator Kualitas Udara
Gangguan Faal Paru
Kawasan Industri Genteng
Issue Date: 11-Jun-2019
Series/Report no.: 142110101031;
Abstract: Industri genteng di Desa Kalibagor Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo merupakan salah satu industri yang berpengaruh terhadap perubahan kondisi lingkungan, proses yang paling berisiko yaitu proses pembakaran genteng yang menghasilkan polutan ke lingkungan sekitar. Selain itu, kawasan tersebut juga terletak di pinggiran jalan raya, sehingga terdapat faktor ganda yang berpotensi menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap perubahan lingkungan khususnya penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara pada suatu daerah dapat diketahui melalui biomonitoring menggunakan lichen karena lichen dapat menyerap nutrisi dan senyawa kimia di udara secara pasif, selain itu juga dapat dilakukan dengan pengambilan sampel udara ambien untuk mengetahui konsentrasi polutan. Penurunan kualitas udara dan pencemaran udara dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat khususnya penyakit sistem pernapasan, salah satunya yaitu penurunan fungsi paru atau gangguan faal paru. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji penggunaan lichen sebagai bioindikator kualitas udara dan gangguan faal paru pada masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada tiga stasiun yaitu stasiun 1 di Dusun Trebung, stasiun 2 Dusun Krajan dan stasiun 3 Dusun Bandungan. Sampel penelitian ini yaitu lichen pada substrat pohon di 38 plot pohon inang berukuran 10x10m dan di 63 plot sampel lichen berukuran 10x10cm pada tiap stasiun, pada pengambilan sampel juga dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban. Pengambilan sampel udara ambien dilakukan di ketiga stasiun pada kawasan berbeda yaitu stasiun 1 di kawasan pemukiman, stasiun 2 di kawasan industri dan stasiun 3 di kawasan persawahan, pengambilan sampel di tiap stasiun dilakukan selama 1 jam. Selain itu, juga terdapat sampel responden untuk mengetahui gangguan faal paru pada masyarakat yang dilakukan dengan pemeriksaan spirometri dan wawancara terhadap 44 responden di tiga stasiun pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 6 spesies lichen yaitu Diniraria apolanata, Lepraria lobificans, Pyxine cocoes, Flavoparmelia caperata, Cryptothecia scripta, dan Porpidia sp dengan tipe talus crustoce dan foliose. Spesies yang ditemukan merupakan spesies toleran terhadap pencemaran udara. Total frekuensi dan indeks ekologis (Q) tertinggi ada pada stasiun 3 dan rata-rata indeks penutupan tertinggi pada stasiun 1. Suhu dan kelembaban pada ketiga stasiun yaitu suhu berkisar antara 27,7°C - 30,73°C, dan kelembaban berkisar 52,74%-59,48%. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang optimal untuk pertumbuhan lichen. Pada stasiun 1 diketahui nilai indeks keanekaragaman sejumlah 0,239 dengan kategori keanekaragaman rendah, Index of Atmospheric Purify (IAP) senilai 16,707 berada pada level B dengan tingkat polusi tinggi, dan konsentrasi polutan pada udara ambien masih dibawah baku mutu udara ambien berdasarkan Permen RI No 41 Tahun 1999. Hasil penelitian di stasiun 2 yaitu nilai indeks keanekaragaman sejumlah 1,184 dengan kategori keanekaragaman sedang, nilai IAP senilai 0,973 dengan kategori level A yaitu tingkat polusi sangat tinggi, dan konsentrasi polutan berada di bawah baku mutu udara ambien dengan konsentrasi SO2, debu, NH3 dan HC lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Stasiun 3 memiliki nilai indeks keanekaragaman senilai 1,327 dengan kategori keanekaragaman sedang, IAP dengan nilai 12,231 pada kategori level A dan konsentrasi polutan di bawah baku mutu udara ambien. Sebanyak 43% responden di kawasan industri genteng mengalami gangguan faal paru, dengan kerusakan terbesar yaitu restriksi ringan sebesar 36,4%. Dari hasil tersebut menunjukkan kemampuan lichen mengakumulasi polutan dalam jangka waktu lama dinilai menjadi keunggulan dalam memprediksi kondisi kualitas udara dibanding pengujian secara kimia.
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91189
Appears in Collections:UT-Faculty of Public Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Anis Trisia Rindiani-142110101031-.pdf5.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools