Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/90711
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorKusnadi, Kusnadi-
dc.contributor.authorSunarlan, Sunarlan-
dc.contributor.authorSariono, Agus-
dc.date.accessioned2019-04-29T03:16:07Z-
dc.date.available2019-04-29T03:16:07Z-
dc.date.issued2019-04-29-
dc.identifier.isbn978-602-5452-45-1-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90711-
dc.descriptionYogyakarta, LaksBang PRESSindo: 2019en_US
dc.description.abstractMasyarakat nelayan tradisional di Desa Blimbingsari menghadapi persoalan sosial ekonomi yang serius, seperti keterbatasan-keterbatasan ekonomi dan kemiskinan. Mereka terjebak oleh masalah tersebut karena tiadanya jalan keluar permanen yang bisa dilakukan. Sumber daya perikanan tangkap yang menjadi andalan untuk menopang kelangsugan hidup nelayan semakin sulit diakses, sehingga berdampak negatif terhadap tingkat pendapatan nelayan. Pendapatan harian mereka dari melaut terus menyusut sejak tahun 2015, sehingga laut tidak dapat diandalkan lagi sebagai tumpuan utama kelangsungan hidup nelayan. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kelangkaan sumberdaya perikanan di Perairan Selat Bali dan menu- runnya pendapatan nelayan adalah cukup beragam. Potensi perikanan di Perairan Selat Bali yang selama ini menghidupi nelayan sepertinya tiba-tiba menghilang. Selain itu, angin kencang dan ombak besar terkadang datang mendadak dan tidak umum karena biasanya kondisi alam yang tidak bersahabat itu hadir bersama hujan deras. Nelayan sendiri kesulitan menjelaskan fenomena itu secara nalar karena keterbatasan pengetahuannya. Meskipun demikian, laut yang semakin tidak ramah akan terus membayangi masa depan kehidupan nelayan. Upaya mengandalkan kegiatan melaut untuk meningkatkan kesejahteraan sosial tentu semakin berat. Jika sejak tahun 2015 sampai dengan sekarang, nelayan Blimbingsari masih mengalami kesulitan memperoleh hasil tangkapan yang baik, kita tentu tidak bisa memastikan kapan kondisi sumber daya perikanan di Perairan Selat Bali kembali normal. Dalam kondisi eksisting saat ini, nelayan sudah kesulitan memperoleh hasil tangkap, pendapatannya menurun drastis, dan kalau melautpun belum tentu memperoleh hasil tangkapan. Situasi yang tidak pasti ini telah menciptakan kualitas hidup nelayan semakin menurun. Kondisi keterbatasan ekonomi dan kemiskinan merupakan realitas sosial yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat nelayan. Mereka kesulitan menjangkau kebutuhan-kebutuhan hidup yang semakin mahal. Berbagai upaya dilakukan oleh rumah tangga nelayan untuk keluar dari kemelut ekonomi yang tidak berujung itu. Strategi-strategi adaptasi di bidang penangkapan, seperti melakukan andun atau medhok ke Perairan Bali Selatan sudah dilakukan agar mereka tetap dapat bertahan hidup. Peluangpeluang kerja alternatif di darat sangat terbatas dan sporadis, sehingga juga tidak dapat diandalkan untuk membantu mengatasi secara permanen persoalan ekonomi rumah tangga nelayan. Baik nelayan, maupun istrinya sudah berupaya terlibat dalam kegiatan ekonomi di darat. Banyak istri nelayan yang harus menganggur karena tenaganya tidak terserap oleh peluang kerja lokal yang ada di darat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectNelayan Osingen_US
dc.subjectBlimbingsarien_US
dc.subjectKemiskinanen_US
dc.subjectPengembangan Ekonomi Lokalen_US
dc.titleNelayan Osing di Blimbingsari: Sinergitas Antarsektor, Kemiskinan, dan Pengembangan Ekonomi Lokalen_US
dc.typeBooken_US
Appears in Collections:LSP-Books

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. IB_Buku_Kusnadi_Nelayan Osing di Blimbingsari.pdf3.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.