Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/90544
Title: | Optimasi Polivinil Pirolidon dan Sodium Karboksimetil Selulosa dalam Sediaan Buccal Film Mucoadhesive Diltiazem HCl |
Authors: | OKTORA, Lusia IRAWAN, Eka Deddy YOGATAMA, I Made Wahyu |
Keywords: | Polivinil pirolidon Sodium karboksimetil selulosa Buccal film mucoadhesive Farmasetika |
Issue Date: | 18-Apr-2019 |
Abstract: | Hipertensi merupakan penyakit dengan keadaan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikendalikan atau dikontrol melalui diet garam dan mengonsumsi obat-obatan secara teratur untuk menghindari komplikasi pada organ-organ lainya (James, 2013) . Jumlah pasien hipertensi semakin meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian pasien nomer tiga (Kementrian Kesehatan RI, 2010), oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan pengembangan pengobatan untuk penyakit hipertensi baik dari pengembangan formulasi ataupun bahan aktifnya. Diltiazem HCl salah satu obat anti hipertensi golongan calcium channel blocker. Diltiazem HCl memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 4 jam. Pemberian diltiazem HCl per oral menyebabkan bioavailabilitas rendah (40%) karena mengalami first pass metabolism di hepar (Sweetman, 2009). Penggunaan rute buccal untuk mencapai sistemik memiliki keuntungan dapat menghindari efek first pass metabolism jika dibandingkan dengan penggunaan oral karena penghantaran melalui buccal langsung menuju sistem vena yang terdapat pada pipi (Alagusundaram dkk., 2009). Sistem mucoadhesive digunakan karena dapat memperpanjang waktu kontak sediaan pada tempat penyerapan obat yaitu mukosa, serta dapat memperpanjang waktu pelepasan obat atau sustained release dengan menggunakan kombinasi beberapa polimer (Carvalho dkk., 2010). Faktor yang mempengaruhi efektifitas sediaan film yaitu swelling index, kekuatan mucoadhesive, dan durasi mucoadhesive. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh polimer yang digunakan. Buccal film memerlukan polimer yang bersifat mucoadhesive dan memiliki sifat mekanik yang baik yaitu kuat dan lentur. Pada penelitian ini digunakan kombinasi polimer CMC-Na dan PVP dalam sediaan buccal film mucoadhesive diltiazem HCl. Pemilihan penggunaan polimer tersebut menghasilkan swelling index yang baik dan juga memberikan kekuatan mucoadhesive yang tinggi (Perioli dkk., 2004). Kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi organoleptis, keseragaman bobot film, keseragaman ketebalan film, ketahanan lipat, pH permukaan, penentuan recovery diltiazem HCl dalam sediaan, uji swelling index, kekuatan mucoadhesive, dan durasi mucoadhesive sediaan secara in vitro. Hasil pengujian swelling index menunjukkan nilai FAB>FA>FB>F1 dengan nilai swelling index berturut-turut yaitu 7,867; 7,577; 6,909; dan 6,865. Hasil kekuatan mucoadhesive menunjukkan nilai kekuatan FAB>FA>FB>F1 dengan nilai kekuatan mucoadhesive berturut-turut yaitu 66,873 gram; 48,000 gram; 41,100 gram; dan 27,660 gram. Hasil dari pengujian durasi mucoadhesive in vitro didapatkan hasil yaitu FAB>FA>FB>F1 dengan nilai waktu berturut-turut yaitu 339,333 menit; 314,333 menit; 251,667 menit; dan 211,333 menit. Hasil dari pengujian swelling index, kekuatan mucoadhesive, dan durasi mucoadhesive in vitro ini kemudian dianalisis dengan menggunakan software design expert versi 10. Hasil yang ditunjukkan dari analisis menggunakan software design expert ini yaitu terdapat 6 solusi dengan formula terpilih FAB sebagai formula optimum. Formula optimum FAB ini kemudian diuji Verifikasi dan Karakterisasi. Hasil uji Verifikasi didapatkan hasil tidak berbeda bermakna antara hasil percobaan dengan prediksi dari software design expert yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi >0,05. Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara polimer dan bahan aktif dalam sediaan buccal film diltiazem HCl. Hasil uji pelepasan menunjukkan bahwa film diltiazem HCl telah terlepas dari sediaan sekitar 99,022% setelah waktu ke 360 menit mengikuti pelepasan tipe Higuchi (Siepmann,2001). |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90544 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Pharmacy |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
I Made Wahyu Yogatama-152210101073.pdf | 4.05 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools