Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/90418
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorWALUYO, Joko
dc.contributor.advisorNARULITA, Erlia
dc.contributor.authorZULFAIZAH, Haiva
dc.date.accessioned2019-04-11T09:28:17Z
dc.date.available2019-04-11T09:28:17Z
dc.date.issued2019-04-11
dc.identifier.nim150210103069
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90418
dc.description.abstractSalmonella typhi (S. typhi) merupakan penyebab dari penyakit demam tifoid, yang menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan ratusan ribu jiwa mengalami kematian, sehingga untuk mencegah kejadian bahaya tersebut banyak rumah sakit menggunakan pengobatannya dengan pemberian antibiotik. Antibiotik yang biasanya digunakan yaitu kloramfenikol, ampisilin, kotrimoksazol, norfloksasin, neomisin, siprofloksasin dan pefloksasin. Akan tetapi penggunaan antibiotik saat ini diketahui menyebabkan masalah baru yaitu munculnya resistensi dari bakteri (multi drug resistence) terutama pada pemakaian antibiotik yang tidak sesuai prosedur dan tidak terkontrol. Oleh karena itu WHO menempatkan perihal keamanan obat tradisional menjadi salah satu langkah penting di dalam strategi pengembangan obat. Bahan baku obat tradisional dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan. Salah satu hewan yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya demam tifoid adalah cacing tanah. Pemanfaatan cacing tanah sebagai antipiuritik lebih aman karena komponen kimia cacing tanah tidak meimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman dikonsumsi. Terutama dengan proses pengekstrasian yang disesuaikan dengan pelarutnya diharapkan senyawa aktif yang didapatkan dari simplisia hewani dapat lebih banyak. Sehingga tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari cacing tanah (Pheretima javanica K.) sebagai alternatif pengobatan demam tifoid. Hasil penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa pemberian serbuk cacing tanah (Pheretima javanica K.) berpengaruh secara signifikan terhadap penyembuhan penyakit tifus dengan dosis optimal 1,6 g/KgBB. Hasil yang telah di dapatkan tersebut dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh cacing tanah dalam bentuk ekstrak terhadap penurunan demam tifoid pada tikus putih (Rattus norvegicus B.). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi dan Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember pada bulan Agustus-Desember 2018. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan sampel tikus putih (Rattus norvegicus B.) jenis wistar strain jantan sebanyak 24 ekor yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol dengan variasi dosis diantaranya 0,2 g/KgBB; 0,4 g/KgBB; 0,8 g/KgBB dan 1,6 g/KgBB. Pemberian ekstrak air cacing tanah (Pheretima javanica K.) dilakukan selama 14 hari. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 7 indikator yaitu suhu tubuh, uji feses, kultur darah, konsumsi pakan, keadaan feses, rambut dan gerakan sebelum dan sesudah infeksi Salmonella typhi serta setelah induksi ekstrak air cacing tanah (Pheretima javanica K.). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebelum dan setelah infeksi diperoleh hasil pada analisis t-Test dan sign-Test menunjukkan terdapat perbedaan secara signifikan artinya tikus putih (Rattus norvegicus B.) mengalami demam, penurunan konsumsi pakan, gerakan lebih pasif, feses menjadi cair, rambut kusam dan berdiri serta muncul koloni bakteri pada uji feses dan kultur darah. Pemberian ekstrak air cacing tanah menyebabkan keadaan tikus putih (Rattus norvegicus B.) kembali normal karena adanya senyawa antibakteri salah satunya alkaloid dan asam glutamat dalam cacing tanah. Hal tersebut didukung dengan hasil analisis One-Way Anova dan Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa ekstrak air cacing tanah (Pheretima javanica K.) berpengaruh signifikan terhadap penurunan demam tifoid yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh, konsumsi pakan meningkat, gerakan aktif kembali, feses memadat, rambut lebih cerah dan tidak berdiri serta penurunan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada uji feses dan kultur darah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries150210103069;
dc.subjectAIR CACING TANAHen_US
dc.subjectPHERETIMA JAVANICA Ken_US
dc.subjectPENURUNAN DEMAMen_US
dc.subjectTIFOIDen_US
dc.subjectTIKUS PUTIHen_US
dc.subjectRATTUS NORVEGICUS Ben_US
dc.titlePengaruh Ekstrak Air Cacing Tanah (Pheretima Javanica K.) terhadap Penurunan Demam Tifoid pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus B.)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Haiva Zulfaizah-150210103069.pdf_.pdf3.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools