Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/90416
Title: Edamame (Glycine max (L.) Merril) Terfermentasi Memengaruhi Kadar Malondialdehid (MDA) Tikus (Rattus novergicus) Model Menopause
Authors: SUTEJO, Ika Rahmawati
PUSPITASARI, Endah
NURULHAYATI, Azizah Mursyidati
Keywords: Menopause
Radikal bebas
Malondialdehid
Edamame
Isoflavon
Issue Date: 11-Apr-2019
Abstract: Jumlah wanita di Indonesia yang memasuki masa premenopause sebanyak 17,21 juta jiwa dan menopause sebanyak 21,22 juta jiwa pada tahun 2015. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2009, yaitu sebanyak 5.320.000 wanita. Kondisi estrogen yang terlalu rendah seperti pada wanita menopause bersifat prooksidan yang mengganggu keseimbangan radikal bebas dan antioksidan. Radikal bebas yang berlebih menyebabkan stres oksidatif dengan menginduksi terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid terjadi karena struktur radikal bebas yang belum stabil akan mencari pasangan elektron lainnya dengan memecah asam lemak tidak jenuh atau Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dari membran sel dan lipoprotein plasma. Salah satu hasil dari proses tersebut ialah MDA. MDA bersifat paling mutagenik terutama terhadap gen M1dG sehingga dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker yang diakibatkan oleh kondisi menopause sebanyak 70% di Indonesia pada tahun 2013. Terapi HRT banyak digunakan oleh wanita menopause, akan tetapi terapi tersebut membutuhkan biaya yang banyak, sulit didapatkan karena memerlukan resep dokter, dan dapat menimbulkan efek samping seperti kanker payudara. Edamame merupakan produk unggulan Jember yang memiliki kandungan fitoestrogen berupa isoflavon. Isoflavon memiliki aktivitas estrogenik dengan berikatan pada reseptor estrogen. Efek estrogenik yang ditimbulkan dapat mencegah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan sehingga menurunkan kadar MDA pada wanita menopause. Isoflavon dibagi dalam bentuk aglikon, glikosida, asetilglikosida, dan malonilglikosida. Senyawa utama isoflavon pada edamame ialah bentuk glikosida, akan tetapi bentuk glikosida tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga perlu diubah menjadi bentuk aglikon oleh proses hidrolisis enzim ß-glucosidase selama fermentasi. Penelitian ini menggunakan Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus untuk fermentasi edamame dan tikus putih betina yang diovariektomi sebagai model menopause. Penelitian ini menggunakan desain true experimental design secara in vivo dengan rancangan post test control group design. Pemilihan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Tikus sebanyak 45 ekor dibagi ke dalam sembilan kelompok, yaitu kelompok shamed ovariektomi, kelompok dengan pemberian Na CMC 1%, estradiol, edamame terfermentasi 100, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 mg/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah 45 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur Sprague dawley. Usia saat perlakuan tikus yaitu 59 hari dengan berat rata-rata 140-190 gram. Prosedur penelitian terdiri dari pengajuan etik penelitian, peremajaan isolat Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus, pembuatan suspensi spora, perhitungan kepadatan spora, preparasi edamame terfermentasi, adaptasi hewan coba, pembagian kelompok perlakuan, ovariektomi, terminasi, dan pengukuran MDA serum setelah 28 hari. Hasil penelitian didapatkan kadar MDA serum pada kelompok edamame terfermentasi dengan dosis 100, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 mg/kgBB berturut-turut ialah 5,5157 ± 1,4304; 7,4087 ± 1,3431; 5,3829 ± 1,9746; 10,2227 ± 2,3601; 7,8973 ± 1,3258; dan 7,0280 ± 1,2313 µg/mL. Kadar MDA pada kelompok shamed ovariektomi sebesar 4,1724 ± 0,2139, kontrol negatif sebesar 3,2025 ± 0,2070, dan kontrol positif sebesar 8,3654 ± 0,2769. Kadar MDA pada kelompok edamame terfermentasi dosis 250, 750, 1000, dan 1250 mg/kgBB meningkat secara signifikan dibanding kelompok kontrol negatif. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa edamame terfermentasi dapat memengaruhi kadar MDA dengan cara meningkatkan kadarnya pada tikus model menopause. Saran dari penelitian ini yaitu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh fitoestrogen edamame terfermentasi terhadap kadar MDA tikus model menopause dengan jarak waktu antara ovariektomi dan perlakuan lebih lama untuk mengondisikan tikus dalam keadaan membutuhkan estrogen dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas estrogenik edamame terhadap kadar MDA.
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90416
Appears in Collections:UT-Faculty of Medical

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Azizah Mursyidati Nurulhayati-152010101029.pdf1.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools