Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/90409
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHASAN, Muhammad-
dc.contributor.advisorFEBIANTI, Zahrah-
dc.contributor.authorDEWI, Ardhita Meily Pramesti-
dc.date.accessioned2019-04-11T08:17:56Z-
dc.date.available2019-04-11T08:17:56Z-
dc.date.issued2019-04-11-
dc.identifier.nim152010101030-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90409-
dc.description.abstractMusculoskeletal disorders (MSDs) merupakan salah satu gangguan tanda adanya penyakit akibat kerja yang mempengaruhi fungsi normal sistem muskuloskeletal akibat paparan berulang berbagai faktor risiko di tempat kerja (Occupational Health and Safety Council of Ontario, 2007). Adapun beberapa faktor risiko yang berpotensi menimbulkan MSDs, antara lain usia, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT), masa kerja, postur kerja yang buruk, dan berdiri atau duduk terlalu lama (European Agency for Safety and Health at Work, 2010). Secara global, Musculoskeletal disorders (MSDs) berkontribusi sebesar 42% - 58% dari seluruh penyakit akibat kerja (Abledu et al, 2014). Keluhan MSDs paling banyak diderita oleh tenaga kerja di Indonesia, yang juga didukung oleh hasil survei yang dilakukan terhadap 482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia dengan MSDs sebanyak 16 %, gangguan kardiovaskuler 8%, gangguan syaraf 6%, gangguan pernafasan 3%, dan gangguan THT 1,5% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa sebanyak 78.6% prevalensi MSDs dialami oleh pekerja kantor di PT.X Indonesia (Dinar et al, 2018). Sedangkan di negara lain seperti Afrika Selatan, prevalensi MSDs pada pekerja kantor di salah satu rumah sakit privat sebanyak 76.1%, dengan bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah punggung, leher, bahu, dan pergelangan tangan (Li dan Ndaba, 2009). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mix purposive sampling dan total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner karakteristik responden, lembar penilaian Modified Quick Exposure Check (QEC), dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS 16 dan uji yang digunakan adalah uji korelasi Gamma dengan p < 0,05. Pada penelitian ini jumlah sampel akhir yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia menjadi responden penelitian berjumlah 32 sampel. Hasil uji korelasi antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders didapatkan p=0,016 untuk punggung, p=0,000 untuk bahu/lengan, p=0,034 untuk pergelangan tangan, dan p=0,003 untuk leher. Hal ini menandakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders pada pegawai administrasi di Kantor Pusat Universitas Jember.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMusculoskeletal Disordersen_US
dc.subjectPostur Kerjaen_US
dc.subjectErgonomien_US
dc.subjectkedokteranen_US
dc.titleHubungan antara Postur Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pegawai Administrasi di Kantor Pusat Universitas Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Medical

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ardhita Meily Pramesti Dewi-152010101030.pdf3.28 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools