Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/89038
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorIzzah, Latifatul-
dc.date.accessioned2018-12-14T08:59:22Z-
dc.date.available2018-12-14T08:59:22Z-
dc.date.issued2018-12-14-
dc.identifier.isbn978-602-8620-96-3-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89038-
dc.descriptionYogyakarta: Best Publisher, 2018en_US
dc.description.abstractBuku ini memberikan informasi tentang eksploitasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda di wilayah Karesidenan Madiun. Uniknya, para Bupati di Karesidenan Madiun mensupport usaha Belanda untuk mengeksploitasi wilayah Karesidenan Madiun. Para Bupati menyerahkan tanah lungguh miliknya beserta cacahnya pada pemerintah Kolonial Belanda. Mereka mendapat ganti rugi berupa gaji bulanan yang dibayarkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Spirit ini yang menggerakkan Bupati untuk memerintahkan para Bekel yang berada di wilayahnya untuk patuh pada pemerintah Kolonial. Sempurna sudah yang didapatkan Belanda di Karesidenan Ma diun. Langkah awal yang dilakukan Belanda adalah memilih tempat-tempat yang subur yang dekat dengan irigasi untuk dita nami tebu sebagai tanaman agroindustri. Sekaligus mewajibkan masyarakatnya untuk menanam kopi. Untuk memaksimalkan hasil yang didapatkan dengan cara merubah pola penguasaan tanah. Dari kepemilikan individu menjadi kepemilikan komunal. Efek yang diinginkan adalah kelonggaran masyarakat untuk tidak memikirkan warisan kepada keturunannya. Begitu juga dengan penanaman kopi, yang jarak tanamnya jauh dari tempat tinggal penduduk memungkinkan rumah tangga di Karesidenan Madiun berpindah di hutan hutan tempat penanaman kopi. Mereka biasanya berbulan bulan mengerjakan keperluan untuk tanaman kopi, mulai dari pembersihan hutan, menanam bibitnya, menyiram, memindahkan tanaman kopi ke lahan yang sudah disiapkan, memanen, memproses sampai menjadi kopi berasan, mem butuhkan waktu berbulan bulan. Efek jangka panjangnya adalah tumbuhnya jumlah penduduk sebagai akibat para wanita dipisahkan dari keturunannya untuk membantu suami di hutan hutan tempat menanam kopi. Berpisahnya para wanita dari keturunannya memudahkan para wanita-wanita tersebut untuk hamil kembali. Keuntungan yang didapat oleh Pemerintah Kolonial Belanda adalah banyaknya tenaga kerja baik wanita maupun anak-anak yang dapat dipekerjakan di kebun kebun kolonial.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKaresidenan Madiunen_US
dc.subjectCultuurstelselen_US
dc.subject1830-1870en_US
dc.titleKaresidenan Madiun Pada Masa Cultuurstelsel 1830-1870en_US
dc.typeBooken_US
Appears in Collections:LSP-Books

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. IB_Buku_Latifatul Izzah_Karesidenan Madiun Pada Masa Cultuurstelsel.pdf1.33 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.