Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/88327
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | SUHARI | - |
dc.contributor.author | PRASETYANINGRUM, Esti Warih | - |
dc.date.accessioned | 2018-11-21T08:10:16Z | - |
dc.date.available | 2018-11-21T08:10:16Z | - |
dc.date.issued | 2018-11-21 | - |
dc.identifier.nim | 152303101006 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88327 | - |
dc.description.abstract | Katarak kini masih menjadi penyakit paling dominan pada mata dan merupakan penyebab utama dari kebutaan di seluruh dunia. Pengobatan yang paling efektif bagi pasien katarak adalah dengan operasi. Pada saat klien pascaoperasi katarak terdapat beberapa masalah yang timbul pada klien yang ditunjukkan dengan adanya perawatan yang kurang tepat, lingkungan yang kurang memadai dan keluarga yang kurang mendukung. Beberapa faktor di atas dapat menimbulkan masalah keperawatan risiko cedera pada klien, terutama pada klien yang tidak menjalani rawat inap pascaoperasi di RS melainkan melakukan perawatan dirumah yang dibantu oleh keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan keluarga pasca operasi katarak pada Ny. J dan Tn. Y dengan masalah keperawatan Risiko Cidera di Desa Jatiroto. Penelitian ini menggunakan metode laporan kasus terhadap 2 pasien pascaoperasi katarak yang memenuhi kriteria partisipan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi. Intervensi yang dilakukan adalah manajemen lingkungan dan pendidikan kesehatan dimana semua intervensi tersebut berfokus pada perawatan pascaoperasi yang tepat bagi klien. Intervensi ini dilakukan dalam 1 minggu dengan frekuensi tindakan 3 kali kunjungan rumah. Setelah dilakukan implementasi keperawatan pada kunjungan ketiga semua indikator kriteria hasil tercapai, yaitu tidak terjadi tanda cedera seperti peningkatan TIO (ditandai dengan pasien merasa pusing, mual, batuk, dan lainlain), perdarahan, dan resiko infeksi yang dapat dibuktikan dengan melakukan tes visus pada kedua klien, selain itu keluarga dan klien mengetahui risiko dan perawatan pascaoperasi, mau melakukan perawatan pascaoperasi dan mampu mengidentifikasi lingkungan untuk meminimalkan cedera. Berdasarkan hasil tersebut, bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan asuhan keperawatan lebih dari 1 minggu dengan cara memperpanjang jarak antara kunjungan 1 dan 2 sehingga kunjungan ketiga sampai pada batas waktu yang diindikasikan tidak terjadi cidera yaitu satu minggu pasca operasi katarak, untuk keluarga diharapkan dapat melakukan pembatasan aktifitas dan pengaturan rumah terutama pada hari-hari pertama operasi. Sedangkan bagi Puskesmas diharapkan setelah merujuk pasien preoperasi katarak untuk menindaklanjuti perawatan pascaoperasi dengan cara melakukan kunjungan rumah pada klien tersebut. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | Keperawatan keluarga | en_US |
dc.subject | Pasca Operasi | en_US |
dc.title | Asuhan Keperawatan Keluarga Pasca Operasi Katarak pada Ny. J dan Tn. Y dengan masalah keperawatan Risiko Cidera di Desa Jatiroto tahun 2018 | en_US |
dc.type | Diploma Report | en_US |
Appears in Collections: | Diploma Programme - Nursing |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
ESTI WAHARI PRASETYANINGRUM - 152303101006.pdf | 1.7 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.