Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/87404
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorN.W.P., Antonius-
dc.contributor.advisorRACHMAWATI, Ema-
dc.contributor.authorNINGSIH, Lutfia Wildatul Cahya-
dc.date.accessioned2018-09-12T06:58:46Z-
dc.date.available2018-09-12T06:58:46Z-
dc.date.issued2018-09-12-
dc.identifier.nimNIM132210101101-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87404-
dc.description.abstractBangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena masyarakatnya terdiri atas kelompok-kelompok dengan ciri khas budaya dan tradisi yang berbeda pada setiap suku bangsa. Selain itu juga terdapat perbedaan tentang cara pengobatan pada setiap suku. Sumber pengobatan mencakup tiga sektor yang saling terkait yaitu pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri, pengobatan medis/modern, dan pengobatan tradisional. Suku Tengger merupakan salah satu suku yang masih menjaga budaya dan tradisinya. Suku Tengger memiliki tumbuhan yang dapat digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit termasuk diare. Kecamatan Tosari merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam kawasan Suku Tengger. Merurut data epidemiologi Puskesmas Kecamatan Tosari 2013-2016, diare masih berada pada 20 besar penyakit yang terbanyak di masyarakat Kecamatan Tosari. Belum pernah dilakukan penelitian tentang pemilihan obat dan pengobatan yang digunakan oleh masyarakat Suku Tengger untuk mengobati suatu penyakit khususnya pada penyakit diare, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penggunaan pengobatan yang banyak digunakan untuk mengobati penyakit diare dan mengetahui faktor-faktor sosiodemografi yang mempengaruhi pemilihan pengobatan untuk penyakit diare di masyarakat Suku Tengger. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif dan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di kawasan Suku Tengger di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang terdiri dari 8 desa (Kandangan, Mororejo, Ngadiwono, Podokoyo, Wonokitri, Tosari, Baledono, dan Sedaeng) pada bulan Oktober - Desember 2017. Sampel pada penelitian ini sebanyak 377 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu menggunakan convenience sampling. Uji validitas pada penelitian ini yaitu content validity dan face validity. Analisis deskriptif akan dilakukan untuk semua variabel pada penelitian ini yang meliputi usia, jenis kelamin, jarak desa ke puskesmas, pendidikan dan pekerjaan yang dihubungkan dengan pemilihan pengobatan. Kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan penelitian, sebanyak 196 (52%) responden memilih pengobatan modern dengan mayoritas responden berusia 20-44 tahun (57%, n=215) dan beragama Hindu (65,8%, n=248). Responden terbanyak adalah reponden perempuan (54,6%, n=206) dengan jarak antara rumah ke Puskesmas terbanyak yaitu 3-5 km (63,1%, n=238) responden. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu tamat SMP (33,2%, n=125) dan pekerjaan responden terbanyak yaitu sebagai petani (47,2%, n=128) responden. Berdasarkan analisis pengaruh faktor-faktor sosiodemografi terhadap pemilihan pengobatan, didapatkan hasil nilai p untuk semua variabel yaitu usia, agama, jenis kelamin, jarak, pendidikan dan pekerjaan responden yaitu p<0,05. Penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan, sebanyak 242 (64,3%) responden memilih pengobatan disatu sarana dan 131 responden memilih lebih dari satu sarana dengan presentase sebesar 34,7%. Sebanyak 347 (92%) responden pernah mendengar istilah oralit dan sebanyak 327 (86,7%) responden menggunakan oralit untuk pengobatan diarenya. Obat antidiare yang digunakan oleh masyarakat Suku Tengger sangat bervariasi, didominasi tablet/sirup yang tidak diketahui, tablet/sirup bukan antibiotika dan antimotilitas dan suntik yang tidak diketahui dan terdapat pula obat tradisional. Obat tradisional yang paling banyak digunakan responden adalah garam dengan presentase sebesar 48,9%. Paling banyak selanjutnya adalah teh pahit (28,9%) dan jambu wer (11,1%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi penggunaan pengobatan pada penyakit diare di masyarakat Suku Tengger adalah pengobatan modern dengan presentase sebesar 52%, pengobatan tradisional 15,9% dan pengobatan kombinasi sebesar 32,1%. Faktor-faktor sosiodemografi usia, agama, jenis kelamin, jarak, pendidikan dan pekerjaan responden berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan penyakit diare.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132210101101;-
dc.subjectSosiodemografien_US
dc.subjectPenyakit Diareen_US
dc.subjectSuku Tenggeren_US
dc.titleStudi Tentang Faktor-Faktor Sosiodemografi Dan Pilihan Pengobatan Pada Penyakit Diare Di Masyarakat Suku Tengger Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruanen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Pharmacy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Lutfia Wildatul Cahya Ningsih - 132210101101.pdf3.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools