Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/87402
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMARIA C, Fransiska-
dc.contributor.advisorHOLIDAH, Diana-
dc.contributor.authorSAPUTRI, Laili Nurul Didik-
dc.date.accessioned2018-09-12T06:51:04Z-
dc.date.available2018-09-12T06:51:04Z-
dc.date.issued2018-09-12-
dc.identifier.nimNIM132210101103-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87402-
dc.description.abstractHati adalah salah satu organ terpenting dan merupakan organ metabolik terbesar di dalam tubuh. Fungsi hati dapat terganggu dan mengalami kerusakan. Terdapat lebih dari 900 jenis obat, toksin dan herbal telah tercatat dapat mengakibatkan kerusakan pada hati. Salah satu obat yang dapat menginduksi kerusakan hati adalah parasetamol. Hepatotoksisitas dapat disebabkan oleh metabolit toksik dari parasetamol yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI). Pada kondisi overdosis, metabolit akan bereaksi dengan sulfhidril dari protein hati yang dapat menyebabkan kerusakan. Kerusakan hati dapat dicegah dengan agen hepatoprotektif herbal. Salah satu jenis tanaman yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan digunakan sebagai agen hepatoprotektif adalah pepaya. Kandungan vitamin dan flavonoid pada buah pepaya berguna untuk aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan akan mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan oksidatif dalam tubuh, sehingga ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dengan antioksidan tubuh akibat overdosis parasetamol dapat dihindari. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah pepaya terhadap gambaran histopatologi hati mencit yang diinduksi parasetamol. Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories dengan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Desain. Sampel yang digunakan adalah mencit sebanyak 25 ekor mencit jantan yang kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kontrol negatif, sari buah pepaya dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 7 hari dan pada hari ke-7 seluruh hewan uji diinduksi parasetamol kecuali kelompok normal. Pada hari ke-8, seluruh mencit dikorbankan untuk diambil organ hatinya dan dilakukan pengamatan histopatologi hati hewan uji. Berdasarkan hasil analisis Kruskal-Wallis, nilai kerusakan histopatologi hati mencit yang dihitung menggunakan model Scoring Histopathology Manja Roenigk, terdapat perbedaan yang signifikan antar semua kelompok perlakuan dengan nilai p=0,001. Dilanjutkan dengan analisis Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney, yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok normal dan perlakuan dosis 600 mg/kgBB (p<0,05), namun kelompok kontrol negatif tidak berbeda signifikan dengen kelompok perlakuan dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian sari buah pepaya dosis 600 mg/kgBB dapat mencegah terjadinya keruskan hatidan mempertahankan keadaan hati normal pada mencit yang diinduksi parasetamol.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132210101103;-
dc.subjectSari Buah Pepaya (Carica Papaya L.)en_US
dc.subjectParasetamolen_US
dc.titlePengaruh Pemberian Sari Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit Yang Diinduksi Parasetamolen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Pharmacy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Laili Nurul Didik Saputri - 132210101103.pdf2.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools