Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/87366
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPOERNOMO, Djoko-
dc.contributor.advisorMASTIKA, I Ketut-
dc.contributor.authorZULVIA, Ayu Wedha Maharani-
dc.date.accessioned2018-09-07T09:09:00Z-
dc.date.available2018-09-07T09:09:00Z-
dc.date.issued2018-09-07-
dc.identifier.nimNIM130910202060-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87366-
dc.description.abstractSejak UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya lisan non-bendawi di Indonesia. Banyak pengusaha yang mulai mencoba peruntungan di industri batik. Akan tetapi tidak banyak pengusaha yang mampu menghasilkan batik tulis yang berkualitas, adapun mereka lebih banyak memproduksi batik jenis cap, printing, maupun sablon, sehingga batik tulis ini lebih jarang diproduksi, karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama serta harga jualnya relatif lebih mahal dari jenis batik lainnya. Untuk menyiasati persaingan di industri batik ini, diperlukan wawasan yang cukup untuk bisa bertahan dari kompetitor lainnya. Maka salah satu cara yang bisa ditempuh untuk menyiapkan diri adalah dengan menciptakan pengetahuan tentang batik dan mentransferkannya pada anggota usaha tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologis. Lokasi penelitian ini dilakkan di usaha batik Sritanjung (rumah batik dan galery), di kecamatan Temengungan, Banyuwangi. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti menggunakan wawancara, observasi, dan rekaman yang nantinya akan disajikan dalam bentuk naratif, tabek, gambar, dan skema. Untuk mempermudah penyusunan, data tersebut akan dianalisis dengan; kondensasi data, yakni merangkum, memilih hal-hal yang dibutuhkan; penyajian data, yakni mengkategorikan, uraian singkat menggunakan narati, maupun dengan penyajian gambar, tabel, dan skema, serta yang terakhir dengan verifikasi, yakni penarikan kesimpulan dari data yang telah disusun tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses knowledge creation dan knowledge transfer di Sritanjung telah dilakukan. Pada praktiknya, penerapan proses knowledge creation lebih sering dilakukan dengan berdiskusi dengan karyawannya. Sedangkan pada proses transfer dilakukan dengan cara lisan dan praktik langsung. Kegiatan tersebut tidak hanya disaksikan oleh karyawan saja, namun juga calon penerus usaha tersebut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130910202060;-
dc.subjectKnowledge Creationen_US
dc.subjectIndustri Batiken_US
dc.titleKnowledge Creation dan Knowledge Transfer pada Industri Batik Sritanjung di Banyuwangien_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ayu Wedha Maharani Zulvia - 130910202060.pdf2.38 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools