Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86996
Title: | Daya Antibakteri Ekstrak Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis dan Fusobacterium nucleatum |
Authors: | Lestari, Pujiana Endah Prijatmoko, Dwi SYAFIRA, Nakhita Lintang |
Keywords: | Ekstrak Minyak Atsiri Rimpang Temulawak Enterococcus faecalis Fusobacterium nucleatum |
Issue Date: | 8-Aug-2018 |
Abstract: | vii RINGKASAN Daya Antibakteri Ekstrak Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis dan Fusobacterium nucleatum; Nakhita Lintang Syafira, 141610101085; 2018: 97 halaman; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Nekrosis pulpa merupakan suatu keadaan kematian pulpa yang dapat terjadi pada sebagian atau seluruh jaringan pulpa. Penyebab utama nekrosis pulpa yaitu adanya invasi mikroorganisme dengan persentase kasus 98,5%, sedangkan 1,5% disebabkan oleh trauma dan iritasi kimiawi. Perawatan saluran akar gigi merupakan salah satu perawatan yang diindikasikan untuk nekrosis pulpa. Suatu perawatan tidak lepas dari kemungkinan adanya suatu kegagalan, termasuk perawatan saluran akar. Persentase kegagalan perawatan saluran akar tergolong tinggi, yaitu 78,8%. Penyebab utama kegagalan perawatan saluran akar gigi adalah adanya resistensi mikroorganisme terhadap obat sterilisasi saluran akar yang digunakan. Mikroorganisme yang paling sering ditemukan pada infeksi saluran akar gigi yaitu Enterococcus faecalis dan Fusobacterium nucleatum. Perawatan saluran akar terdiri dari 3 tahap utama, yaitu preparasi, sterilisasi, dan pengisian. Sterilisasi merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan perawatan saluran akar. Obat sterilisasi saluran akar yang cukup efektif dan biasa digunakan dalam kedokteran gigi adalah Chlorophenol Kamfer Menthol (ChKM) dan Cresophene. Namun, ChKM dan Cresophene memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan bagi tubuh, salah satunya karena kedua bahan tersebut dilaporkan mengurangi viabilitas sel fibroblast. Oleh karena itu, perlu adanya suatu herbal medicine sebagai alternatif obat sterilisasi saluran akar dengan efek samping minimal, salah satunya yaitu temulawak. Rimpang temulawak dilaporkan mengandung minyak atsiri yang memiliki aktivitas antibakteri dengan merusak porin dan penghambatan pembentukan biofilm bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak minyak atsiri rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan E. faecalis dan F. nucleatum. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Penelitian ini menggunakan metode disc-diffusion yang terdiri dari 7 kelompok penelitian (3 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan). Kelompok kontrol terdiri dari kontrol positif (ChKM dan Cresophene) dan kontrol negatif (DMSO 10%+Tween 80 0,5%). Kelompok perlakuan terdiri dari konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%. Setiap kelompok diambil sebanyak 20 μl, lalu diteteskan pada kertas cakram dengan diameter 5 mm. Kertas cakram lalu diletakkan di atas permukaan media MH-A yang telah diinokulasi E. faecalis dan F. nucleatum. Petridish dimasukkan ke dalam desikator dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Setelah 24 jam, dapat dilakukan pengukuran diameter zona hambat di sekitar kertas cakram menggunakan jangka sorong digital. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik, Kruskal-Wallis. Hasil uji Kruskal-Wallis pada kedua bakteri menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang dapat diartikan bahwa ada perbedaan bermakna pada kelompok penelitian, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji lanjutan Mann-Whitney. Data hasil penelitian juga dilakukan pengklasifikasian berdasarkan besarnya diameter zona hambatnya. Rata-rata diameter zona hambat kelompok perlakuan yaitu sebesar 8,17-10,75 mm. Hasil penelitian tersebut, berdasarkan klasifikasi Ponce et al. (2003), termasuk ke dalam daya antibakteri dengan tingkatan sedang. Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa ekstrak minyak atsiri rimpang temulawak memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan E. faecalis dan F. nucleatum dengan tingkatan sedang. |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86996 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Dentistry |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Nakhita Lintang Syafira-141610101085_1.pdf | 3.12 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools