Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86801
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMunawir, Al-
dc.contributor.advisorAstuti, Ida Srisurani Wiji-
dc.contributor.authorISLAMI, Shofi Iqda-
dc.date.accessioned2018-07-31T05:07:44Z-
dc.date.available2018-07-31T05:07:44Z-
dc.date.issued2018-07-31-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86801-
dc.description.abstractLuka bakar merupakan masalah kesehatan dunia yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Data WHO tahun 2016 menyebutkan, setiap tahunnya, sekitar 265.000 kematian terjadi akibat luka bakar dan hampir setengahnya terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Puspitasari, 2015). Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh luka bakar yaitu terbentuknya jaringan parut patologis. Sebanyak 38% pasien luka bakar mengalami jaringan parut patologis (hipertrofi dan keloid) akibat penyembuhan luka yang lama (Gangemi et al., 2008). Obat lokalis luka bakar merupakan faktor yang berperan dalam penyembuhan luka. Salah satu obat lokalis yang mudah didapatkan oleh masyarakat yaitu gel yang mengandung ekstrak plasenta dan neomisin sulfat. Namun, pada sebagian orang obat ini menimbulkan reaksi hipersensitifitas (Burhanudin, 2014). Penelitian menunjukkan bahwa bayam, kitosan, dan kolagen dapat membantu proses penyembuhan luka. Senyawa arginin, glutamin, vitamin C, linoleic acid, dan lechitin pada bayam dapat meningkatkan proliferasi sel fibroblas. Kitosan juga dapat menginduksi proliferasi sel fibroblas dan memiliki aktivitas anti bakteri. Suplementasi kolagen dibutuhkan sejak awal penyembuhan luka karena kolagen merupakan unsur utama dalam matrix extra cellular. Peningkatan proliferasi fibroblas yang diinduksi oleh senyawa dan bahan yang telah disebutkan memungkinkan adanya peningkatan jumlah fibroblas selama fase proliferasi. Peningkatan proliferasi fibroblas memicu peningkatan sintesis matrix extra cellular sehingga fase proliferasi dapat selesai lebih cepat dan penyembuhan luka akan lebih cepat terjadi. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini ingin menjelaskan efek penggabungan Bayam-Kitosan-Kolagen (Bakiko) dalam bentuk membran sebagai terapi luka bakar derajat II dalam gambaran histologis kulit melalui pengamatan jumlah fibroblas pada proses penyembuhan luka. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan menambah informasi mengenai mengembangan obat topikal luka bakar, serta bagi peneliti untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan evidence based medicine dalam pengembangan obat topikal luka bakar. Penelitian ini menggunakan desain true experimental laboratories dengan post test only control group design. Sampel penelitian yaitu 27 tikus yang terbagi menjadi tiga kelompok kontrol positif, tiga kelompok kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan. Induksi luka bakar derajat II dibuat sebagai luka bakar kontak dengan diameter pelat logam 2cm yang dipanaskan hingga 105˚C dan dikontakkan dengan kulit selama 5 detik. Kelompok kontrol negatif diinduksi luka bakar dan tidak dilakukan terapi, kelompok kontrol positif diberi terapi Bioplacenton, dan kelompok perlakuan diberi terapi membran Bakiko. Hewan coba diterminasi pada hari ke-3, 7, dan 21. Pengamatan jaringan kulit dilakukan dengan metode double blinding. Perhitungan jumlah fibroblas dilakukan dengan menggunakan aplikasi imageJ. Hasil perhitungan ini dirata-rata dan dianalisis secara statistik menggunakan Shapiro-Wilk untuk menguji normalitas dan dilanjutkan dengan uji homogenitas Lavene’s test. Uji beda yang digunakan yaitu One Way Anova dan Kruskal Wallis kemudian dilanjutkan dengan post-hoc. Uji One Way ANOVA menunjukkan hasil yang signifikan pada hari ke-3 dengan p = 0,000 tetapi tidak signifikan pada hari ke-21 dengan p = 0,065. Uji Kruskal Wallis menunjukkan hasil yang signifikan pada hari ke-7 dengan p = 0,004. Uji post-hoc dengan LSD dilakukan untuk hari ke-3 dan didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol positif terhadap kelompok kontrol negatif (p = 0,000) dan kelompok kontrol negatif terhadap kelompok perlakuan (p = 0,002). Uji LSD juga dilakukan untuk hari ke-21, hanya didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol positif terhadap kelompok kontrol negatif (p = 0,022). Uji post-hoc Mann-Whitney dilakukan untuk data hari ke-7, didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol positif terhadap kelompok kontrol negatif (p = 0,002), kelompok kontrol positif terhadap kelompok perlakuan (p = 0,041), dan kelompok kontrol negatif terhadap perlakuan (p = 0,002). Membran Bakiko dapat meningkatkan jumlah fibroblas pada secara signifikan pada hari ke- 3 dan ke-7 fase proliferasi sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efek yang bermakna mengenai pemberian membran Bakiko terhadap jumlah fibroblas pada luka bakar derajat II.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPemberian Membran BAKIKOen_US
dc.subjectFibroblasen_US
dc.subjectLuka Bakar Derajat IIen_US
dc.titleEfek Pemberian Membran BAKIKO (Bayam-Kitosan-Kolagen) Terhadap Jumlah Fibroblas Pada Luka Bakar Derajat IIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Medical

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Shofi Iqda Islami 1.pdf3.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools