Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86761
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Hairrudin | - |
dc.contributor.advisor | Biomed, Rena Normasari M. | - |
dc.contributor.author | Kumara, Prajesiaji Praba | - |
dc.date.accessioned | 2018-07-31T01:04:28Z | - |
dc.date.available | 2018-07-31T01:04:28Z | - |
dc.date.issued | 2018-07-31 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86761 | - |
dc.description.abstract | Diabetes Mellitus (DM) merupakan silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi yang cukup berat (Depkes, 2014). Menurut WHO (2016) beberapa komplikasi berat dapat ditimbulkan DM, yakni kerusakan pada ginjal, pembuluh darah, mata, syaraf dan peningkatan risiko gagal jantung serta stroke. Pada kondisi DM, semua jenis sel ginjal termasuk sel endotel, sel tubulointerstisial, sel-sel podosit dan mesangial dapat mengalami kerusakan (Maezawa et al., 2015). Kerusakan sel tersebut selanjutnya akan menyebabkan nefropati diabetik. Selama ini pengelolaan DM dilakukan dengan kombinasi perencanaan makanan, latihan jasmani, pemberian obat hipogligemik, dan injeksi insulin. Beras analog merupakan salah satu upaya dalam pengendalian kadar gula darah pada penderita DM. Umumnya, beras analog memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dari beras biasa. Diet tinggi serat terbukti dapat memperbaiki pengendalian KGD dan menurunkan hiperinsulinemia pada DM tipe 2 (Chandalia et al., 2000). Makanan tinggi serat juga cenderung memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah. Diet rendah IG terbukti dapat mengoptimalkan pengendalian KGD dibandingkan dengan diet tinggi IG (Brand, et al., 1991).Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian diet beras analog terhadap gambaran histopatologi ginjal model tikus DM yang diinduksi STZ. Jenis penelitian ini adalah eksperimental sebenarnya (true experimental laboratories) dengan rancangan post test only control group design. Sampel penelitian yaitu tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar sebanyak 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (K0) yang diberi pakan standar, kelompok tikus diabetes yang diberi beras analog formula 1 (PBA1), kelompok tikus diabetes yang diberi beras analog formula 2 (PBA2) dan kelompok tikus diabetes yang diberi beras biasa (PB). Lama penelitian ini adalah 68 hari. Adaptasi tikus dilakukan selama 7 hari. Setelah itu diberikan intervensi diet tinggi lemak selama 40 hari (induksi STZ dosis rendah pada hari ke-33). Lalu diberikan diet beras analog selama 21 hari. Tikus diterminasi pada akhir minggu ketiga setelah perlakuan. Tikus dibedah dan diambil ginjalnya lalu disimpan dalam larutan fiksasi BNF 10% pada pot organ. Organ ginjal dibuat preparat histopatologi menggunakan pengecatan haematoxylin-eosin (HE). Pengukuran kerusakan ginjal dilakukan dengan mengukur derajat glomerulosklerosis dan kerusakan tubulus menggunakan kriteria Ma et al., 2005 dan Kang et al., 2001. Diet tinggi lemak dan STZ dosis rendah menyebabkan tikus menjadi diabetes. Hasil uji Kruskal Wallis pada kerusakan tubulus dan derajat glomerulosklerosis diperoleh nilai significancy <0,05. Selanjutnya, pada uji Mann Whitney, terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok PB dengan kelompok kontrol yang mengindikasikan bahwa pemberian beras biasa tidak dapat mencegah kerusakan ginjal. Selain itu, pada kelompok PBA1 dan PBA2, hasil uji Mann Whitney dengan kelompok PB memperoleh hasil yang signifikan yang berarti pemberian beras analog dapat menghambat terjadinya kerusakan ginjal pada tikus model DM yang diinduksi STZ. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok beras analog dengan kelompok kontrol yang mengindikasikan bahwa perncegahan kerusakan ginjal tidak dapat mencapai kondisi normal. Kesimpulannya adalah pemberian beras analog dapat menghambat terjadinya kerusakan ginjal berdasarkan gambaran histopatologi pada tikus DM yang diinduksi STZ. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pengukuran GDP hanya dilakukan sebelum induksi, setelah induksi, dan setelah perlakuan. Sebaiknya dilakukan pengukuran GDP setiap minggu selama perlakuan sehingga dapat memastikan bahwa tikus masih dalam kondisi hiperglikemia | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | Pemberian Beras Analog | en_US |
dc.subject | Gambaran | en_US |
dc.subject | Histopatologi Organ Ginjal | en_US |
dc.subject | Tikus Yang Diinduksi STZ | en_US |
dc.subject | Diabetes Mellitus | en_US |
dc.title | Pengaruh Pemberian Beras Analog Terhadap Gambaran Histopatologi Organ Ginjal Pada Tikus Yang Diinduksi STZ | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Medical |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Prajeisiaji Praba Kumara 1.pdf | 2.66 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools