Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86724
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Hasan, M. Nur | - |
dc.contributor.advisor | Hara, Abubakar Eby | - |
dc.contributor.author | Abtian, Firdausi Nasrully | - |
dc.date.accessioned | 2018-07-30T06:40:43Z | - |
dc.date.available | 2018-07-30T06:40:43Z | - |
dc.date.issued | 2018-07-30 | - |
dc.identifier.nim | NIM120910101062 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86724 | - |
dc.description.abstract | Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama membentuk sebuah koalisi internasional yang dipimpin langsung oleh negara tersebut untuk memerangi ISIS. Amerika Serikat mendengungkan kampanye melawan ISIS ini melalui forum-forum internasional di PBB, NATO dan forum negara-negara Timur-Tengah. Sebanyak 60 negara dan organisasi internasional bergabung dalam upaya Amerika Serikat untuk berperang melawan ISIS. Namun, Turki sebagai salah satu mitra Amerika Serikat di NATO yang berada di Timur- Tengah menolak untuk bergabung dalam koalisi Amerika Serikat anti-ISIS tersebut dengan berbagai alasan dan pertimbangan terkait keamanan dan stabilitas negara. Selain itu Turki juga memiliki persepsi yang berbeda dengan Amerika Serikat dalam memandang ISIS sebagai kelompok teroris internasional. Sebenarnya, baik Turki maupun Amerikat Serikat sama-sama memandang ISIS sebagai kelompok teroris. Namun, Turki melihat adanya fakta bahwa ISIS adalah salah satu kelompok yang berperang melawan PKK Kurdi yang menjadi ancaman utama bagi kedaulatan Turki. Pandangan ini menempatkan Turki pada sikap pragmatis terhadap ISIS dengan cara menguatkan ISIS untuk melemahkan PKK Kurdi. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab penolakan Turki untuk bergabung dalam koalisi Amerika Serikat. Namun, Turki menyadari bahwa menempatkan sikap pragmatis kepada kelompok teroris bukanlah sikap yang tepat dan Amerika Serikat terus meyakinkan Turki untuk ikut mengambil peran dalam koalisi. Pada bulan Juli 2015, Turki memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat anti-ISIS dan mengijinkan Amerika Serikat dan negara-negara koalisinya untuk menempatkan pesawat tempur mereka di pangkalan udara Incirlink. Adapun metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam mengkaji permasalahan di dalam artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif eksplanatif. Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tujuan Turki mengubah kebijakan luar negerinya dan bergabung dengan koalisi Amerika Serikat anti-ISIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk bandwagoning yang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional Turki terkait dengan pemburuan terhadap kelompok Kurdi di Irak dan Suriah. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 120910101062; | - |
dc.subject | Turki | en_US |
dc.subject | Koalisi Anti-ISIS | en_US |
dc.subject | Amerika Serikat | en_US |
dc.title | KEPUTUSAN TURKI BERGABUNG DENGAN KOALISI ANTI-ISIS PIMPINAN AMERIKA SERIKAT (Turkey’s Decision to Join the United States-Led Coalition Against Islamic State of Iraq and Syria) | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Social and Political Sciences |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Firdausi Nasrully Abtian-120910101062.pdf | 1.71 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools