Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86703
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHARA, Abubakar Eby-
dc.contributor.advisorPURWANTO, Agung-
dc.contributor.authorPRASETYA, Oktavian Sandiz-
dc.date.accessioned2018-07-30T04:55:51Z-
dc.date.available2018-07-30T04:55:51Z-
dc.date.issued2018-07-30-
dc.identifier.nimNIM100910101070-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86703-
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor atau alasan yang melatarbelakangi Pemerintah Nepal menjadikan negara Cina sebagai investor dibidang energi utamanya menggantikan negara India yang sebelumnya merupakan investor terbesar bagi Nepal selama bertahun-tahun. Sumber energi sangat penting bagi kelangsungan hidup negara terutama bagi negara-negara berkembang seperti Nepal untuk meningkatkan pembangunan dan kualitas negaranya. Dalam kasus ini, diketahui bahwa India merupakan kerabat dekat Nepal. Kedekatan India dengan Nepal diyakini karena adanya ikatan secara tradisional, religi, dan sosial budayanya, yang menjadi nilai-nilai dasar untuk mempererat hubungan secara diplomatik. Hubungan keduanya dianggap sebagai hubungan yang unik karena warganya dengan bebas melakukan perjalanan lintas negara tanpa harus memiliki passpor atau visa untuk melakukan migrasi, perdagangan, maupun berpindah kewarganegaraan. Meskipun tidak hanya menjalin hubungan dengan satu negara, Nepal secara konsisten mengimpor komoditas dan melakukan pinjaman finansial dalam jumlah besar terhadap India, bahkan, India merupakan pemasok minyak tetap Nepal selama bertahun-tahun. Meskipun Nepal diapit oleh Cina dan India, kedua negara ini merupakan rival yang sama-sama berpengaruh terhadap Nepal. Meskipun bekerjasama secara bersamaan, India masih menjadi nomor satu di mata Nepal. Hal ini dapat dilihat dari India telah lama berpengaruh dan berperan di dalam negara Nepal. Pada tanggal 25 Apri 2015, Nepal mengalami bencana gempa yang menyebabkan kerusakan infrastruktur serta memakan korban jiwa warganya. Selan itu, di susul dengan adanya aksi protes terhadap pemerintahan Nepal dengan memblokade jalur pengiriman pasokan minyak dari India ke Nepal di kawasan terai yang merupakan wilayah kubu Madhesi. Aksi blokade tersebut menambah kecurigaan Nepal terhadap India. Secara bersamaan, Nepal telah meminta India untuk mengirimkan pasokan minyak ditengah peristiwa tersebut. Akibatnya, krisis di Nepal semakin berkepanjangan. Sedangkan kebutuhan akan energi semakin meningkat untuk kebutuhan pemulihan infrastruktur dan pengembangan perekonomian Nepal. Sebelumnya, India merupakan sumber dan investor utama dalam bidang energi di Nepal. Kondisi tersebut membuat Nepal menjadi negara yang masih bergantung pada India dalam pengembangan negaranya. Namun, yang terjadi di Nepal merupakan sebaliknya. Pada masa krisis, India secara tidak langsung mengembargo (Unofficial Embargo) Nepal. Hal ini membuat pemerintah Nepal mencari alternatif lain dengan cara melakukan kerjasama dengan Cina. Solusi tersebut ditanggapi secara positif oleh pihak Cina. Dengan demikian, maka Perdana Menteri Khadga Prashad Sharma Oli sebagai pemimpin di Nepal mengesahkan kebijakan asing Nepal dengan negara Cina melalui perjanjian yang dilakukan oleh Nepal Oil Corporation (NOC) dengan PetroCina yang diresmikan pada 29 Oktober 2015 dan mengakhiri dominasi India sebagai investor bidang energi utama Nepal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries100910101070;-
dc.subjectInvestor Energi Utamaen_US
dc.subjectNepalen_US
dc.titleKeputusan Nepal Menjadikan Cina Sebagai Investor Energi Utama Menggantikan Indiaen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Oktavian Sandiz Prasetya-100910101070.pdf1.04 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools