Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86598
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHartatik, Sri-
dc.contributor.advisorSyamsunihar, Anang-
dc.contributor.authorRidho, Muhammad Gufron Arif-
dc.date.accessioned2018-07-27T07:28:43Z-
dc.date.available2018-07-27T07:28:43Z-
dc.date.issued2018-07-27-
dc.identifier.nimNIM151520101004-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86598-
dc.description.abstractDiversifikasi pangan nasional menuntut agar didapatkannya bahan pangan alternatif. Pemanfaatan lahan marginal menjadi salah satu alternatif penggunaan lahan akibat dari semakin sempitnya lahan subur di Indonesia. Lahan marginal termasuk lahan salin banyak ditemukan di sepanjang garis pantai Indonesia dan lahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya. Koro merupakan salah satu tanaman kacang lokal Indonesia yang potensial. Koro bisa menjadi bahan pangan alternatif yang dapat dikembangkan di lahan salin sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui adaptasi morfologi dan fisiologi pada beberapa genotipe koro yang tercekam garam NaCl serta mengetahui genotipe koro yang toleran, moderat serta peka terhadap cekaman garam NaCl berdasarkan pertumbuhan tanaman pada berbagai tingkat cekaman garam NaCl. Percobaan dilaksanakan di Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2017 dengan ketinggian lahan ± 50 m diatas permukaan laut. Rata-rata kelembaban relatif 61,13% dengan suhu bulanan 32,28oC dan intensitas cahaya 882,27 lux. Perlakuan terdiri atas dua faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap, diulang tiga kali. Faktor pertama adalah tingkat cekaman garam NaCl yang terdiri dari empat taraf, yaitu Daya Hantar Listrik 0,5 dS/m (kontrol), 1,0 dS/m, 2,5 dS/m, dan 4,0 dS/m. Faktor kedua adalah genotipe kacang koro yang terdiri dari empat taraf, yaitu koro pedang (Canavalia ensiformis), koro benguk (Mucuna pruriens), koro glinding (Phaseolus lunatus), dan koro komak (Lablab purpureus). Data penelitian dianalisis dengan sidik ragam dan uji jarak berganda Duncan (α, 5%). Variabel pengamatan terdiri dari luas daun, jumlah daun, jumlah bintil akar, persentase bintil akar aktif, kandungan fenolik, kandungan prolin, umur berbunga, jumlah bunga, jumlah polong, jumlah biji, dan berat 100 biji. Ketahanan tanaman terhadap cekaman diketahui dengan cara menghitung indeks sensitivitas cekaman (ISC). Penentuan nilai heritabilitas secara luas dilakukan untuk menduga nilai besarnya daya waris keempat genotip untuk kepentingan pemuliaan tanaman. Berdasarkan hasil dan pembahasan, terdapat perubahan morfologi seperti luas daun, jumlah daun, persentase bintil akar aktif dan fisiologi seperti kandungan fenolik, kandungan prolin sebagai bentuk adaptasi tanaman terhadap adanya cekaman garam NaCl. Koro benguk adalah genotipe yang toleran, koro komak adalah genotipe yang moderat terhadap cekaman garam NaCl, sedangkan koro glinding dan koro pedang adalah genotipe yang peka terhadap cekaman garam NaCl.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries151520101004;-
dc.subjectBeberapa Genotipe Koroen_US
dc.subjectTingkat Cekaman Garam NaClen_US
dc.titleRespon Beberapa Genotipe Koro Terhadap Berbagai Tingkat Cekaman Garam NaClen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:MT-Agronomy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Muhammad Gufron Arif Ridho 1.pdf4.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.