Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86379
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIstiaji, Erdi-
dc.contributor.advisorNafikadini, Iken-
dc.contributor.authorNovitasari, Devi-
dc.date.accessioned2018-07-25T02:29:31Z-
dc.date.available2018-07-25T02:29:31Z-
dc.date.issued2018-07-25-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86379-
dc.description.abstractAngka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab - sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi masalah di bidang kesehatan yang sampai saat ini masih belum bisa diselesaikan. Hampir setiap tahunnya, sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia mengalami proses kehamilan. Sebagian besar kehamilan berlangsung dengan aman, namun sekitar 15 % ibu hamil dapat menderita komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Sebesar 90 % dari jumlah tersebut terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10 % di negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1 % di negara-negara maju. Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang yang selalu berupaya dalam menekan angka kematian ibu. Pada tahun 2015, Pemerintah Indonesia mentargetkan jumlah AKI sebesar 102/100.000 KH. Untuk mencapai terget tersebut, pemerintah Indonesia harus mampu menekan angka kematian ibu sebanyak 7.187 dari seluruh kematian yang terjadi. Upaya penurunan AKI terus dilakukan melalui berbagai terobosan strategi. Hal tersebut dilakukan guna mengatasi penyebab langsung maupun penyebab tidak langsung dari kematian ibu.Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang menjadi salah satu pelopor strategi baru dalam penurunan kasus kematian ibu. Desa Kenongo menerapkan sebuah inovasi di bidang kesehatan dalam bentuk program Suami Siaga (SUSI). Program Suami Siaga dilaksanakan dengan sasaran utama adalah suami, mengingat dukungan keluarga terutama suami di masa – masa kehamilan sampai dengan masa nifas istri sangat berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kehamilan. Keberadaan dukungan suami pada istri di masa kehamilan hingga masa nifas di Desa Kenongo diberikan dalam bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif. Dukungan emosional suami siaga diberikan melalui sikap perhatian suami terhadap segala keinginan dan kebutuhan istri mulai hamil hingga dalam masa nifas. Selain itu, suami juga memberikan dukungan penghargaan pada istrinya dalam bentuk pemberian pujian pada istri ketika suami menyetujui tindakan yang dilakukan istrinya dan memberikan larangan terhadap hal yang dipersepsikan suami tidak baik untuk kehamilan istrinya. Tidak hanya terbatas dalam hal tersebut, suami juga selalu berupaya memenuhi segala kebutuhan fisik istrinya dalam bentuk kesiapan dana persalinan, penyediaan perlengkapan bayi, dan pemantauan asupan makanan sehat untuk istri serta suami siaga di Desa Kenongo juga memberikan dukungan informasi kesehatan bagi istrinya. Bentuk pemberian dukungan informasi kesehatan ini diberikan suami dalam bentuk nasehat dan informasi – informasi seputar kehamilan yang didapatkannya melalui informasi bidan Desa Kenongo.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDUKUNGANen_US
dc.subjectAngka Kematian Ibuen_US
dc.subjectSuami Siagaen_US
dc.titleDUKUNGAN SUAMI DALAM PROGRAM SUAMI SIAGA (Studi Kualitatif di Desa Kenongo Kecamatan Gucialit)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Public Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Devi Novitasari 1.pdf3.26 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools