Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86228
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Irawan, Eka Deddy | - |
dc.contributor.advisor | Agustian R., Viddy | - |
dc.contributor.author | Kusuma, Frisda Savira | - |
dc.date.accessioned | 2018-07-06T08:41:36Z | - |
dc.date.available | 2018-07-06T08:41:36Z | - |
dc.date.issued | 2018-07-06 | - |
dc.identifier.nim | NIM142210101056 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86228 | - |
dc.description.abstract | Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah abnormal akibat penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin yang progresif. Data Kemenkes RI tahun 2014 menunjukkan bahwa proporsi diabetes di Indonesia pada tahun 2013 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan pada tahun 2007 dan 90 % dari kasus tersebut merupakan DM tipe 2. Salah satu terapi utama yang dipilih untuk pengobatan DM tipe 2 adalah antidiabetik golongan sulfonilurea seperti glibenklamid. Glibenklamid banyak digunakan untuk DM tipe 2 karena lebih efektiv dengan efek samping gangguan gastrointestinal ringan seperti mual, muntah, diare dan konstipasi. Beberapa kelemahan dari sediaan glibenklamid konvensional diantaranya adalah waktu paruh yang singkat yaitu 4-6 jam, sehingga membutuhkan pemberian lebih sering untuk mempertahankan konsentrasi plasma. Adanya pemberian dosis berulang dapat menurunkan kepatuhan dari pasien, menimbulkan ketidaknyamanan serta potensi fluktuasi konsentrasi obat dalam plasma yang dapat menghasilkan efek terapi inferior apabila fluktuasi yang terjadi tidak mencapai rentang terapeutik atau efek toksik apabila fluktuasi yang terjadi melebihi rentang terapeutik. Sediaan controlled release dengan sistem gastroretentive dapat mempertahankan dan meningkatkan waktu tinggal obat dalam lambung sehingga meningkatkan bioavailabilitas obat, efektifitas, mengurangi interval pemberian dosis dan dapat meningkatkan kepatuhan dari pasien. Salah satu bentuk pengembangan sistem ini adalah hollow microspheres. Hollow microspheres adalah suatu sistem penghantaran obat multiple unit dengan mempertahankan obat dalam kondisi floating di dalam lambung, sehingga obat dilepaskan secara perlahan sesuai laju yang diinginkan sistem. Preparasi hollow microspheres dalam penelitian ini menggunakan metode emulsion solvent evaporation dengan komposisi HPMC sebagai polimer hidrofilik dan EC sebagai polimer hidrofobik. Pemilihan kedua polimer ini bertujuan untuk meningkatkan waktu tinggal dan mengontrol pelepasan obat di dalam lambung sehingga mencegah terjadinya fluktuasi dosis. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh formula optimum komposisi HPMC dan EC pada suatu sediaan controlled release dengan sistem hollow microspheres dari obat glibenklamid. Respon yang diamati pada penelitian ini adalah nilai entrapment efficiency dan buoyancy. Hasil respon yang diperoleh diolah menggunakan metode simplex lattice design dengan bantuan software design expert trial versi 10.0.1 sehingga diperoleh formula optimum. Formula optimum terpilih kemudian dikarakterisasi meliputi nilai yield, analisis SEM dan identifikasi pembentukan kompleks menggunakan FT-IR. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi HPMC dan EC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai entrapment efficiency dan buoyancy dari hollow microspheres glibenklamid yang dihasilkan. Komposisi HPMC dan EC memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai entrapment efficiency dan buoyancy. Penggunaan EC tunggal atau komposisi dominan EC sebagai polimer pembentuk hollow microspheres dapat meningkatkan nilai entrapment efficiency yang lebih besar dibandingkan penggunaan HPMC, sedangkan penggunaan HPMC dan EC dengan komposisi dominan EC dapat meningkatkan nilai buoyancy lebih besar dibandingkan penggunaan HPMC dan EC tunggal. Analisis dengan software design expert trial versi 10.0.1. menghasilkan formula optimum hollow microspheres glibenklamid dengan komposisi HPMC 147,231 mg dan EC sebesar 252,769 mg. Karakteristik hollow microspheres glibenklamid yang terbentuk memiliki nilai yield sebesar 82,38%, ukuran partikel sebesar 152,93 µm, bentuk mendekati sferis, morfologi permukaan yang tidak rata, dan tidak ada interaksi antara obat-polimer yang ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan spektra yang signifikan pada analisis FT-IR. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 142210101056; | - |
dc.subject | Diabetes Melitus (DM) | en_US |
dc.subject | kadar glukosa darah | en_US |
dc.title | Optimasi Komposisi Hidroksipropil Metilselulosa dan Etil Selulosa dalam Preparasi Hollow Microspheres Glibenklamid | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Pharmacy |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Frisda Savira Kusuma-142210101056.pdf | 2.19 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools