Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/86090
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIrawan, Eka Deddy-
dc.contributor.advisorAmeliana, Lidya-
dc.contributor.authorWulandari, Desy-
dc.date.accessioned2018-07-02T03:28:35Z-
dc.date.available2018-07-02T03:28:35Z-
dc.date.issued2018-07-02-
dc.identifier.nimNIM142210101092-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86090-
dc.description.abstractDiabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit gangguan metabolisme yang timbul pada seseorang dengan adanya peningkatan kadar glukosa di dalam darah melebihi normal. Terapi penyakit DM dapat dilakukan dengan menggunakan obat golongan sulfonilurea generasi kedua, seperti glibenklamid. Glibenklamid umumnya digunakan untuk terapi DM tipe 2. Glibenklamid bekerja dengan memblok kanal kalium dan membuka kanal kalsium pada sel β pankreas, sehingga dapat meningkatkan produksi insulin. Glibenklamid merupakan jenis obat dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas yang tinggi, sehingga obat ini digolongkan ke dalam obat golongan BCS kelas II. Kelarutan yang rendah dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat di dalam tubuh. Glibenklamid memiliki waktu paruh yang pendek sekitar 4-6 jam, sehingga frekuensi pemberian obat lebih sering untuk mempertahankan konsentrasi obat dalam plasma. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien dan menurunkan kepatuhan pasien. Pemberian berulang tersebut juga dapat mengakibatkan terjadinya fluktuasi konsentrasi obat di dalam plasma. Pengembangan bentuk sediaan sustained release system dipilih sebagai salah satu cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Bentuk sediaan sustained release system dirancang dengan tujuan untuk mencapai efek terapeutik dengan terus melepaskan obat selama periode waktu tertentu setelah pemberian obat dosis tunggal. Pemilihan pengembangan bentuk sediaan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan waktu tinggal obat di lambung, meningkatkan bioavailabilitas obat, dan mengurangi frekuensi pemberian sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Hollow microspheres merupakan partikel berongga berbentuk bola kosong tanpa inti yang memiliki ukuran kurang dari 200 μm. Hollow microspheres memiliki densitas yang lebih rendah daripada cairan lambung sehingga dapat mengapung dan tetap berada di dalam lambung dalam waktu yang lama, sehingga obat dalam bentuk hollow microspheres dapat bertahan lama di lambung dan frekuensi pemberian dosis obat tersebut akan berkurang. Metode preparasi yang digunakan dalam preparasi hollow microspheres adalah metode emulsion solvent evaporation, menggunakan campuran polimer antara HPMC dan EC, serta menggunakan campuran pelarut etanol dan diklorometana. Emulsifier yang digunakan dalam penelitian ini adalah polivinil alkohol. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi terbaik dari jumlah etanol dan polivinil alkohol serta interaksinya menggunakan metode desain faktorial. Respon dari metode tersebut adalah nilai entrapment efficiency dan buoyancy. Formula terpilih dengan nilai entrapment efficiency dan buoyancy tertinggi kemudian dilakukan karakterisasi meliputi nilai yield, analisis SEM, dan analisis FT-IR. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi optimum antara jumlah etanol dan polivinil alkohol dalam preparasi hollow microspheres glibenklamid untuk memperoleh nilai entrapment efficiency dan buoyancy tertinggi adalah 5 mL dan 500 mg. Nilai entrapment efficiency dan buoyancy tertinggi adalah 85,775% ± 0,914 dan 84,733% ± 0,502. Jumlah etanol dan polivinil alkohol dapat menurunkan nilai entrapment efficiency dan buoyancy, tetapi jumlah polivinil alkohol lebih dominan menurunkan nilai entrapment efficiency dan jumlah etanol lebih dominan menurunkan buoyancy. Interaksi diantara kedua faktor tersebut dapat meningkatkan nilai entrapment efficiency dan dapat menurunkan nilai buoyancy. Hasil karakterisasi hollow microspheres glibenklamid yang dihasilkan memiliki nilai yield sebesar 81,422% dan ukuran partikel sebesar 167,86 ± 1,110 μm. Karakteristik kompleks pada formula optimum hollow microspheres glibenklamid yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara bahan obat dengan polimer.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142210101092;-
dc.subjectOptimasi Jumlah Etanolen_US
dc.subjectDiabetes Melitus (DM)en_US
dc.titleOptimasi Jumlah Etanol Dan Polivinil Alkohol Dalam Preparasi Hollow Microspheres Glibenklamiden_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Pharmacy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Desy Wulandari -142210101092.pdf2.26 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools