Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/85893
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMA'RUF, M Farid-
dc.contributor.advisorPUTRA, Paksitya Purnama-
dc.contributor.authorPRAMISWARI, Diah Ayu-
dc.date.accessioned2018-06-21T07:00:28Z-
dc.date.available2018-06-21T07:00:28Z-
dc.date.issued2018-06-21-
dc.identifier.nimNIM141910301036-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85893-
dc.description.abstractPermasalahan tanah ekspansif merupakan permasalahan yang banyak terjadi di banyak penjuru dunia. Sifat dari tanah ekspansif yang mudah mengalami perubahan volume memberikan pengaruh yang kurang baik bagi konstruksi bangunan. Permasalahan yang timbul akibat tanah ekspansif dapat berupa keretakan bangunan hingga kegagalan konstruksi. Pada lokasi studi kasus desa Glagah Agung terdapat beberapa rumah warga yang mengalami kerusakan dikarenakan pengaruh tanah ekspansif. Oleh karenanya dilakukan perbaikan sifat tanah dengan cara stabilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh garam sebagai bahan stabilitator guna mengurangi potensi pengembangan tanah ekspansif. Hasil pengujian index properties tanah pada dusun Jatiluhur Kabupaten Banyuwangi menunjukkan nilai kadar air sebesar 37,443%, berat isi sebesar 1,658 gr/cm3 dan berat jenis sebesar 2,381. Tanah pada lokasi studi kasus terklasifikasikan sebagai lempung berplastisitas tinggi dengan persentase lolos saringan No. 200 sebanyak 96,5%. Nilai batas batas atterberg didapatkan batas cair (LL) sebesar 90,86%, batas plastis (PL) sebesar 36,97% dan indeks plastisitas (PI) 53,89%. Dari hasil korelasi nilai batas batas atterberg terhadap kriteria beberapa peneliti terdahulu (Chen(1988), Raman (1967), Snethen et.al (1977)) dan SNI-03-6795-2002 menunjukkan bahwa tanah pada Desa Glagah Agung memiliki potensi mengembang yang tinggi. Stabilisasi tanah ekspansif dilakukan dengan mencampur bahan kimia berupa garam (NaCl) pada tanah. Kadar garam yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%, 25%. Garam dicampurkan dalam bentuk larutan agar mudah terserap oleh tanah. Garam digunakan sebagai bahan stabilitator karena mengandung kation-kation yang dapat memperkokoh susunan butiran tanah. Ion-ion positif pada NaCl dapat mengisi dan menyeimbangkan jumlah ion negative pada tanah ekspansif sehingga tanah tidak mudah mengembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa garam (NaCl) dapat menurunkan potensi pengembangan dari tanah ekspansif. Nilai berat jenis dan berat isi tanah mengalami peningkatan seiring ditambahkannya garam. Nilai batas cair mengalami penurunan sebanyak 44% pada kadar garam 25%. Nilai batas plastis mengalami penurunan dari tanah asli sebesar 36,97% menjadi 25,69% pada kadar garam 25%. Nilai indeks plastisitas mengalami penurunan dari semula 53,89 % menjadi 13,43%. Hal ini menjadi indicator bahwa potensi pengembangan telah berkurang karena semakin rendah nilai indeks plastisitas (IP) maka semakin rendah aktifitas lempung tanah. Selain dari nilai batas atterberg potensi pengembangan juga diukur dari pengujian free swell menggunakan alat konsolidometer. Nilai potensi pengembangan pada tanah asli didapatkan sebesar 1,15%. Setelah dilakukan stabilisasi maka didapat bahwa potensi pengembangan tanah menurun. Pada kadar garam 5% tanah masih mengalami pengembangan sebesar 0,636%. Namun pada campuran garam 10% hingga 25% tanah tidak lagi mengembang.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries141910301036;-
dc.subjectTANAH EKSPANSIFen_US
dc.subjectPENCAMPURAN NaClen_US
dc.titlePERBAIKAN TANAH EKSPANSIF DENGAN PENCAMPURAN NaCl SEBAGAI STABILITATOR (Studi Kasus Tanah Ekspansif Dusun Jatiluhur, Desa Glagah Agung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Engineering

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Diah Ayu Paramiswari-141910301036_.pdf3.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools