Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/85650
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSumardi-
dc.contributor.authorKhoiroh, Fitri Anggraini Fatimatul-
dc.date.accessioned2018-05-03T02:12:55Z-
dc.date.available2018-05-03T02:12:55Z-
dc.date.issued2018-05-03-
dc.identifier.nim130210302067-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85650-
dc.description.abstractRumusan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) bagaimana latar belakang serta proses penyebaran Islam sebelum Sunan Gunung Jati; 2) bagaimana peranan Sunan Gunung Jati dalam penyebaran Islam di Cirebon; 3) bagaimana hasil dari penyebaran agama Islam di Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji dan menganalisis latar belakang penyebaran Islam sebelum Sunan Gunung Jati; 2) menganalisis peran dari Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Cirebon; 3) menganalisis hasil dari penyebaran Islam di Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yaitu heuristik; kritik; interpretasi; dan historiografi. Sumber-sumber yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi buku-buku dan hasil laporan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi agama dan sosiologi politik untuk menganalisis peran Sunan Gunung Jati dalam menerapkan kebijakan guna menyebarkan agama Islam di Cirebon. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori legitimasi kekuasaan Max Weber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum Islam masuk masyarakat Cirebon menganut agama Hindu-Budha, kemudian masuklah Islam yang disebarkan oleh Syekh Datuk Khafi dan dilanjutkan oleh Pangeran Cakrabuana (pemimpin di Cirebon) beserta adik-adik beliau. Pangeran Cakrabuana untuk memantapkan dakwah, beliau membangun sebuah masjid yang diberi nama masjid Pajlagrahan. Masjid ini digunakan untuk kegiatan dakwah Islam agar jauh lebih efektif. Sunan Gunung Jati memimpin Cirebon ketika diserahi kekuasaan oleh Pangeran Cakrabuana, dalam meyebarkan agama Islam dan memimpin beliau menggunakan berbagai strategi dalam berbagai bidang. Alhasil Cirebon mampu menjadi pusat dakwah Islam kedua setelah Demak. Selain itu, Cirebon berhasil menguasai hampir seluruh wilayah di Jawa Barat. Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1) bagi mahasiswa calon guru sejarah, agar lebih mendalami dan menguasai materi sejarah, khususnya sejarah perjuangan para wali dalam proses penyebaran agama Islam di Cirebon, sebab penguasaan materi termasuk salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai dan sangat menunjang keberhasilan mengajar seorang guru; 2) bagi mahasiswa dan peneliti pemula, hendaknya lebih banyak membaca hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan penelitian yang lebih baik; 3) bagi generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa, hendaknya lebih giat dalam mempelajari ilmu sejarah agar dapat bertindak lebih bijaksana di masa yang akan datang; 4) bagi khalayak umum, hendaknya selalu mengingat serta mengamalkan segala ilmu atau nilai yang telah diberikan oleh guru, ulama, kyai, maupun wali agar dalam menjalankan kehidupan senantiasa tetap di jalan yang lurus dan janganlah membeda-bedakan orang lain; 5) bagi almamater, hendaknya lebih meningkatkan perbendaharaan buku-buku literatur untuk perpustakaan, khususnya buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Islam agar dapat meningkatkan kualitas penelitian sejarah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSunan Gunung Jatien_US
dc.subjectPenyebaran Agama Islam di Cirebonen_US
dc.titlePERANAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI CIREBON TAHUN 1480-1570 Men_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Teacher Training and Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Fitri Anggraini Fatimatul Khoiroh.pdf9.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools