Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/83365
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorBaroya, Ni‟mal-
dc.contributor.advisorNafikadini, Iken-
dc.contributor.authorROHMATI-
dc.date.accessioned2017-11-27T06:34:46Z-
dc.date.available2017-11-27T06:34:46Z-
dc.date.issued2017-11-27-
dc.identifier.nimNIM122110101081-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83365-
dc.description.abstractIndonesia menempati peringkat ke-37 sebagai negara dengan persentase pernikahan dini tertinggi di dunia dan menduduki peringkat ke-2 di kawasan ASEAN. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan angka pernikahan dini diatas rata-rata pernikahan dini di Indonesia. Berdasarkan data BPS 2013, Kabupaten Jember menduduki peringkat ke-6 terbesar penyumbang angka pernikahan dini di Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis laporan data rutin Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Jember, angka pernikahan dini di Jember mulai dari tahun 2011-2015 selalu mengalami peningkatan. Kecamatan penyumbang terbesar pernikahan dini selama tahun 2011- 2015 yaitu Kecamatan Sukowono dengan persentase diatas 75% setiap tahun. Di Indonesia, program yang dicanangkan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pendewasaan usia perkawinan adalah program Bina Keluarga Remaja (BKR). Program BKR telah terbentuk di Kecamatan Sukowono sejak tahun 2010. Kecamatan Sukowono merupakan kecamatan dengan jumlah kelompok BKR terbanyak ke-3 di Kabupaten Jember, namun juga sebagai kecamatan dengan angka pernikahan dini tertinggi ke-1 di Kabupaten Jember selama tahun 2011-2015. Penelitian ini mengkaji implementasi program Bina Keluarga Remaja (BKR) dalam upaya menurunkan angka pernikahan dini di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Pendekatan penelitian berupa mix method dengan model sequential di Kecamatan Sukowono pada bulan AgustusSeptember 2016. Jumlah responden untuk penelitian kuantitatif sebanyak 94 orang anggota BKR dan jumlah informan untuk penelitian kualitatif sebanyak 7 orang, yaitu: Kepala UPT BPPKB Kecamatan Sukowono, PKB Kecamatan Sukowono dan ketua BKR. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam, dokumentasi, observasi dengan lembar check list dan pengisian kuesioner. Data sekunder berupa rekapitulasi jumlah pernikahan dini dan jumlah BKR di Kecamatan Sukowono tahun 2011-2015. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam faktor input, sabagian besar anggota BKR adalah perempuan berusia <50 tahun, tamat SD dan berpendapatan dibawah UMK Kabupaten Jember. Pelaksana program BKR juga sebagian besar perempuan berusia >40 tahun dengan pendapatan >UMK Kabupaten Jember. Sebagian BKR tidak melengkapi sarana BKR, tidak mengikuti metode pelaksanaan secara benar dan berada pada stratifikasi dasar. Beberapa tahapan proses implementasi BKR seperti perencanaan: sebagian pelaksana tidak mengetahui tujuan dan tidak memiliki rencana kerja. Proses pengorganisasian BKR tidak dilakukan sesuai pedoman, pendataan anggota, perekrutan pengurus dan pembaruan data tidak dilakukan. Proses pelaksanaan seperti pelatihan kader dan penyuluhan anggota tidak dilakukan kecuali hanya sebagian kecil BKR. Proses penilaian program BKR berupa supervisi, pencacatan dan pelaporan juga jarang dilakukan kecuali pada waktu-waktu tertentu seperti adanya kunjungan dari BPPKB dan kegiatan lomba PKK. Beberapa hambatan dalam implementasi program BKR adalah: 1) Tidak adanya integrasi BKR dengan kegiatan lain, 2) Terbatasnya jumlah pengurus BKR yang mau dan mampu, 3) Rendahnya dana stimulus, 4) Kurangnya kesadaran dari warga mengenai pentingnya pengetahuan tentang substansi BKR, 5) Kurangnya dukungan dari kepala desa dan istri kepala desa selaku ketua tim PKK. Pencapaian faktor output program BKR seperti pengetahuan anggota BKR terkait substansi BKR masih tergolong rendah, karena anggota BKR yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik berada dibawah 50%. Sebanyak 11,7% masyarakat menunjukkan sikap mendukung terhadap kejadian pernikahan dini. tren pernikahan dini selama tahun 2011-2015 selalu meningkat hingga mencapai lebih dari 80%. Distribusi tertinggi berada di desa Mojogemi (91%) dan Sukokerto (90%). Hampir seluruh kelompok BKR di Kecamatan Sukowono tidak melaksanakan program BKR sesuai pedoman program. Kelompok BKR yang masih melakukan kegiatan BKR adalah desa Sukowono. Desa Sukowono juga memiliki angka pernikahan dini yang rendah yaitu sebesar 72%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122110101081;-
dc.subjectImplementasi Programen_US
dc.subjectBina Keluarga Remaja (BKR)en_US
dc.titleImplementasi Program Bina Keluarga Remaja (BKR) Dalam Penurunan Angka Pernikahan Dini Di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Public Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Rohmati - 122110101081.pdf3.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools