ANALISIS MISKONSEPSI POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA PADA SISWA KELAS V SDN KEPATIHAN 07 JEMBER TAHUN AJARAN 2016/2017

Abstract

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran IPA. Konsep merupakan salah satu bentuk gagasan yang mewakil sesuatu. Setiap konsep memiliki deskripsi yang berbeda-beda di setiap individu yang memahaminya, deskripsi seseorang terhadap suatu konsep di sebut konsepsi (Sutrisno; dkk, 2007:3-3). Setiap orang mempunyai rumusan deskripsi sendiri terhadap suatu konsep tertentu. Oleh karena itu, di dalam proses pembelajaran di kelas kita mengenal adanya konsepsi ilmuwan, konsepsi guru, konsepsi masing-masing siswa, konsepsi penulis buku ajar, dan sebagainya. Sering kali konsepsi yang dibangun siswa di sekolah menyimpang dari konsepsi yang benar. Pada umumnya, konsepsi ilmuan merupakan konsepsi yang paling benar, lengkap dan masuk akal dibandingkan dengan kelompok konsepsi yang lainnya karena konsepsi ilmuan sudah diakui dan diterima oleh para ahli. Jawaban yang salah terhadap suatu konsep, artinya tidak sesuai dengan tafsiran yang berlaku dan yang telah disepakati oleh para ilmuan maka dapat diartikan siswa tersebut telah mengalami miskonsepsi. Penyebab siswa mengalami miskonsepsi adalah dari proses penemuan konsep yang dapat berasal dari siswa sendiri (prakonsepsi, tahap perkembangan belajar, kemampuan dan minat siswa) dari penjelasan guru yang salah saat mengajar, metode mengajar yang salah, serta dari buku yang digunakan. Beberapa teknik menggali miskonsepsi IPA pada siswa SD yaitu melalui tes, wawancara dan observasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (a) bagaimanakah kategori miskonsepsi pokok bahasan sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V SDN Kepatihan 07 Jember? (b) apa saja penyebab miskonsepsi pokok bahasan sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V SDN Kepatihan 07 Jember? Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SDN Kepatihan 07 Jember tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 38 siswa. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan instrumen, wawancara awal, observasi, pelaksanaan tes diagnostik, wawancara akhir, analisis data, dan menarik kesimpulan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes (tes diagnostik) dan wawancara. Data yang dikumpulkan berupa analisis jawaban siswa terhadap tes diagnostik (data kuantitatif), hasil wawancara awal dengan guru, serta hasil wawancara akhir dengan guru dan siswa (data kualitatif). Tes diagnostik yang diberikan ada 40 butir soal berupa pilihan ganda dengan beberapa point soal yang membutuhkan alasan. Kategori miskonsepsi tertinggi terdapat pada konsep gangguan pernapasan manusia soal pengetahuan (C1) nomor soal 36 persentase sebesar 89,19% dengan frekuensi 33 siswa. Kategori miskonsepsi terendah terdapat pada konsep pengertian sistem pernapasan manusia soal pengetahuan (C1) nomor soal 1 persentase sebesar 18,92% dengan frekuensi 7 siswa. Secara keseluruhan ada 17 nomor soal memiliki kategori miskonsepsi tinggi, 19 nomor soal memiliki kategori sedang dan 4 nomor soal termasuk ke dalam kategori miskonsepsi yang rendah. Penyebab miskonsepsi yang berasal dari siswa sebanyak 8 kasus, buku teks sebanyak 4 kasus, guru 3 kasus dan cara mengajar 2 kasus. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan para peneliti lain dapat mengadakan penelitian lebih lanjut dan melakukan penelitian pada materi lain mengenai konsep-konsep IPA agar semakin terlihat materi yang banyak mengalami miskonsepsi dan mengetahui lebih banyak penyebab-penyebab yang terjadi sehingga penyebab dari miskonsepsi tersebut dapat diminimalisir oleh siswa, guru dan sekolah.