Analisis Kelarutan Silika Bahan Bioactive Glass Nano Silica dari Abu Ampas Tebu yang Direndam pada Cairan Tubuh Buaatan

Abstract

Ampas tebu (baggase) adalah hasil samping dari proses penggilingan tebu yang jika dibakar dengan suhu diatas 600OC akan menjadi abu ampas tebu yang mengandung 70% silika sehingga mampu dijadikan bahan dasar pembuatan bioactive glass nano silica. Bioactive glass merupakan bahan yang dapat menginduksi pembentukan hidroksikarbonatapatit (HCA) ketika berkontak dengan cairan tubuh. Kelarutan silika yang terdapat pada bahan bioactive glass berperan dalam reaksi pembentukan HCA. Semakin tinggi kelarutan dari bahan bioactive glass maka semakin tinggi pula kemampuan bahan tersebut untuk membentuk HCA. Proses terlarutnya silika untuk membentuk HCA membutuhkan waktu kurang dari 2 jam kemudian HCA akan berikatan dengan jaringan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui waktu optimum untuk terlarutnya silika pada bahan bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only without control group desain. Sampel direndam dalam cairan tubuh buatan yang dibagi menjadi 3 kelompok waktu, yaitu 1 jam 2 jam, dan 3 jam. Sampel penelitian adalah bioactive glass nano silica yang dibuat dari abu ampas tebu dengan memanfaatkan kandungan silika yang terdapat di abu ampas tebu menggunakan metode sol-gel. Analisis kelarutan silika dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri Uv-vis yang sebelumnya dilakukan pembuatan standar kalibrasi dengan persamaan Y = 0,062X – 0,004, (y: absorbansi, x: konsentrasi SiO2) untuk menentukan konsentrasi senyawa silika dalam suatu filtrat yang diduga mengandung silika. Dari masing-masing kelompok perendaman diambil viii 2 ml cairan tubuh, ditambahkan 2,5 ml amonium molibdat, 1,8 ml asam oksalat dan ditunggu 30 detik kemudian ditambahkan asam aksorbat sebanyak 2,5 ml lalu dikocok. Apabila larutan mengandung silika maka akan berubah warna menjadi kebiruan. Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan Spektrofotometri Uv-vis. Nilai absorbansi dimasukan ke dalam persamaan standar silika untuk mengetahui konsentrasi silika yang terlarut dalam cairan tubuh tersebut. Data hasil penelitian setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, dilakukan uji Anova dan Least Significance Different (LSD). Uji Anova menunjukan hasil signifikansi 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan secara signifikan antara kelompok sampel yang direndam 1 jam, 2 jam, dan 3 jam di dalam cairan tubuh buatan. Uji LSD menunjukan hasil terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok 1 jam dan 2 jam, 1 jam dan 3 jam, 2 jam dan 3 jam. Perbedaan tersebut oleh karena waktu perendaman ini dapat mempengaruhi konsentrasi silika, konsentrasi silika akan menurun seiring dengan meningkatnya waktu perendaman. Kelarutan silika yang tinggi dari bahan bioactive glass nano silica maka menunjukan kemampuan bahan tersebut untuk membentuk HCA akan lebih tinggi. Waktu perendaman yang melebihi satu jam menyebabkan konsentrasi silika menurun dikarenakan silika yang terlarut telah berubah menjadi sebuah inti dan dijadikan tempat bernukleasi ion kalsium (Ca) dan fosfat (PO4) untuk membentuk HCA. Kesimpulan penelitian ini adalah waktu optimal untuk terlarutnya silika (SiO2) bahan bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu yang paling tinggi adalah waktu perendaman 1 jam. Waktu perendaman yang melebihi satu jam menyebabkan konsentrasi silika menurun.