Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/80103
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWATHON, S-
dc.date.accessioned2017-05-08T03:38:40Z-
dc.date.available2017-05-08T03:38:40Z-
dc.date.issued2017-05-08-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80103-
dc.descriptionFMIPA Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jemberen_US
dc.description.abstractDemam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan permasalahan yang sangat serius dengan angka mortalitas tinggi. Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditransmisikan ke manusia melalui vektor nyamuk Aedes aegypti (Ae. aegypti). Hingga saat ini belum dilaporkan vaksin yang berlisensi untuk penanganan penyakit DBD. Saliva vektor Artropoda telah lama diketahui mengandung beberapa substansi yang dapat menghambat proses hemostasis, vasokonstriksi, menghambat inflamasi dan juga menekan respon imun inang (imunogenik). Hal ini akan mempermudah proses blood feeding yang sekaligus dimanfaatkan patogen dalam proses transmisi sehingga mampu meningkatkan infeksi patogen yang dibawanya. Penemuan ini memunculkan hipotesis bahwa vaksinasi terhadap inang dengan anti protein imunogenik tersebut berpeluang untuk melindungi inang (manusia) terhadap patogen yang dibawa vektor bahkan juga dapat memotong transmisinya (Transmission Blocking Vaccine, TBV). Kelompok penelitian kami sebelumnya telah membuktikan bahwa kelenjar saliva Ae. aegypti bersifat imunogenik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya reaksi positif antara protein kelenjar saliva dengan antibodi pada serum masyarakat endemik dan reaksi negatif pada antibodi serum masyarakat di wilayah non endemik. Hal tersebut mengindikasikan kemampuan protein dalam saliva tersebut untuk mensensitisasi inang manusia di daerah endemik. Adanya paparan berulang saliva vektor melalui proses blood feeding akan merubah respon imun dari T helper 1 (Th1) ke arah T helper 2 (Th2). Pergeseran respon imun tersebut menyebabkan Th2 dapat mengaktifkan sel B untuk berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan membentuk antibodi spesifik, misalnya IgG. Peningkatan IgG pada paparan berulang merupakan dasar penggunaan kadar IgG sebagai biomarker dalam respon antibodi terhadap paparan saliva Ae. aegypti. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji imunogenesitas untuk mengetahui kekuatan respon antibodi (kuantitatif) pada hewan coba terhadap protein kelenjar saliva Ae. aegypti terkait dengan patogenesis Dengue. Adapun prosedur dalam penelitian ini yaitu dimulai dengan rearing Ae. aegypti, isolasi kelenjar saliva Ae. aegypti, ektraksi protein kelenjar saliva Ae. aegypti, perlakuan hewan coba, dan pengukuran respon IgG dengar metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Dengan diketahuinya kekuatan imunogenesitas protein kelenjar saliva Ae. aegypti terhadap respon antibodi (IgG) hewan coba, merupakan suatu langkah penting untuk perencanaan model vaksin berbasis vektor, khususnya untuk vaksin DBD.en_US
dc.description.sponsorshipPenelitian Hibah Pemula 2016en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseriesPenelitian Hibah Pemula;2016-
dc.subjectKelenjar salivaen_US
dc.subjectDBDen_US
dc.subjectAe. aegyptien_US
dc.subjectRespon antibodi (IgG)en_US
dc.subjectELISAen_US
dc.titleUji Imunogenesitas Protein Kelenjar Saliva Aedes aegypti Pada Hewan Coba (Mus musculus) Untuk Pengembangan Target Baru Vaksin Penghambat Transmisi Dengueen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:LRR-Hibah Dosen Muda/Pemula

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Abstrak-Pemula_SyubbanolWathon_2016.pdf269.48 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.