Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/79792
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorFuat Albayumi-
dc.contributor.advisorAdhiningasih P.-
dc.contributor.authorRENDRANUGRAHA, STEVANUS PRADANA-
dc.date.accessioned2017-03-23T01:50:41Z-
dc.date.available2017-03-23T01:50:41Z-
dc.date.issued2017-03-23-
dc.identifier.issn110910101039-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79792-
dc.description.abstractKeputusan Presiden Viktor Yanukovych untuk menolak kerjasama dengan Uni Eropa dalam mengatasi serangkaian permasalahan di Ukraina menyebabkan aksi demonstrasi di ibu kota Republik Ukraina. Rakyat Ukraina memaksa Presiden Viktor Yanukovych untuk mundur dari jabatan kepresidenan karena menolak kerjasama dengan Uni Eropa yang diharapkan oleh mayoritas warga Ukraina. Penolakan Presiden Yanukovych atas Uni Eropa menimbulkan aksi demonstrasi membuat stabilitas keamanan Republik Ukraina tidak kondusif. Akibatnya, wilayah Krimea sebagai basis pendukung Presiden Viktor Yanukovych kecewa dengan keputusan demonstran di ibu kota dan memiliki keinginan untuk melepaskan diri dari Republik Ukraina. Wilayah Krimea merupakan daerah semenanjung di bagian selatan Republik Ukraina yang memiliki etnis dominan Rusia dibandingkan dengan etnis Ukraina. Oleh karena itu, Krimea mengharapkan Presiden Viktor Yanukovych tetap menjalin kerjasama dengan negara Rusia dibandingkan dengan Uni Eropa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan Krimea dalam melepaskan diri dari Republik Ukraina melalui berbagai usaha dan tindakan yang dilakukan oleh rakyat di wilayah Krimea. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk meneliti alasan rakyat Krimea melakukan upaya pelepasan diri dari Republik Ukraina. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan cara studi pustaka (library research) untuk memperoleh data sekunder. Berdasarkan data-data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi politik di pemerintahan Republik Ukraina pasca turunnya Presiden Yanukovych menyebabkan keinginan wilayah Krimea untuk melepaskan diri semakin kuat. Terdapat beberapa alasan rakyat Krimea menginginkan lepas dari Republik Ukraina. Pemerintah yang baru pasca Yanukovych merupakan pemerintah yang pro Uni Eropa dan berbeda pendapat dengan rakyat Krimea. Selain itu, perbedaan etnis yang ada pada wilayah Krimea dengan mayoritas warga Republik Ukraina membuktikan bahwa ikatan sejarah rakyat Krimea lebih condong kepada negara Rusia dibandingkan dengan negara Republik Ukraina. Permasalahan kesejahteraan yang didapatkan rakyat Krimea semakin menurun, sehingga rakyat Krimea menginginkan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi setiap warga Krimea. Akibatnya, rakyat Krimea melakukan referendum sebagai tindakan protes terhadap pemerintahan pusat Republik Ukraina. Isi referendum memberikan dua pilihan kepada rakyat Krimea, tetap menjadi bagian dari Republik Ukraina atau melepaskan diri dari Republik Ukraina dan bergabung dengan negara Federasi Rusia.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectRepublik Ukrainaen_US
dc.subjectKrimeaen_US
dc.subjectViktor Yanukovychen_US
dc.titlePELEPASAN DIRI KRIMEA DARI REPUBLIK UKRAINAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
STEVANUS PRADANA RENDRANUGRAHA_1.pdf3 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools