Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/79247
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSuciati, Luh Putu-
dc.contributor.authorWibowo, Rudi-
dc.date.accessioned2017-02-13T07:26:18Z-
dc.date.available2017-02-13T07:26:18Z-
dc.date.issued2017-02-13-
dc.identifier.issn2460-4828-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79247-
dc.descriptionProsiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian 2016en_US
dc.description.abstractPermasalahan industri berbasis tebu di tingkat hulu adalah penyediaan bahan baku tebu bagi pabrik gula. Kebijakan insentif kepada petani tebu diperlukan untuk kontinuitas bahan baku tebu bagi industri gula. Artikel ini memaparkan permasalahan yang dihadapi pengambil keputusan terkait kebijakan insentif dan memberikan solusi pada kondisi informasi tidak sempurna terhadap pilihan kebijakan dan keterbatasan sumberdaya. Tujuan artikel adalah (1) identifikasi jenis insentif dan dampak terhadap sugarcane GFPs (2) analisis peran stakeholder dan problem penerapan insentif sugarcane GFPs dan (3) analisis solusi peningkatan produktivitas tebu melalui insentif sugarcane GFPs. Kerangka pikir penelitian menggunakan fenomena kebijakan insentif ekonomi jaminan pendapatan petani tebu setara rendemen 8,5% dan penetapan harga dasar gula serta pembelian gula oleh BUMN Gula. Analisis data menggunakan kerangka teori principal agent dan discrete strategic game. Hasil analisis menunjukkan bahwa insentif ekonomi memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam supply chain tebu dan industri gula nasional daripada insnetif kelembagaan dan insentif sosial. Peran BUMN gula adalah melakukan monitoring untuk mengatasi masalah moral hazard, free rider dan adverse selection dalam insentif ekonomi (jaminan pendapatan petani) untuk penerapan GFPs tebu. Strategi dominan yang merupakan nash equilibrium adalah desentralisasi proses top down. Pihak principal (BUMN Gula) menjalankan kebijakan pemberian jaminan pendapatan dengan regulasi dan monitoring untuk menghindari problem agency (moral hazard, adverse selection dan collective rent seeking). Penyusunan regulasi yang bersifat wajib menjadi strategi dominan BUMN Gula pada kondisi informasi tidak sempurna dari pihak agent/petani. Aturan legal yang mengikat dipandang sebagai opsi keluar (exit option) yang optimal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectprincipal agenten_US
dc.subjectgame theoryen_US
dc.subjectSugarcane Good Farming Practicesen_US
dc.titlePERAN STAKEHOLDER DAN INSENTIF JAMINAN PENDAPATAN PETANI DALAM PENERAPAN SUGARCANE GOOD FARMING PRACTICES (GFPs)en_US
dc.typeProsidingen_US
Appears in Collections:LSP-Conference Proceeding

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
luh putu, rudi wibowo.pdf3.84 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.