Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/78952
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorLidya Ameliana-
dc.contributor.advisorLusia Oktora RKS-
dc.contributor.authorQomariyah, Nurul-
dc.date.accessioned2017-01-19T08:51:23Z-
dc.date.available2017-01-19T08:51:23Z-
dc.date.issued2017-01-19-
dc.identifier.nim122210101095-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78952-
dc.description.abstractHiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), atau trigliserida, dan atau penurunan High Density Lippoprotein (HDL). Obat golongan inhibitor HMG-CoA reduktase adalah obat pilihan pertama untuk terapi farmakologi hiperlipidemia karena merupakan monoterapi paling poten sebagai agen penurun LDL dengan biaya efektif (Dipiro et al., 2008), salah satunya adalah simvastatin. Simvastatin efektif dalam memodifikasi tingkat LDL, HDL, kolesterol total dan trigliserida. Simvastatin memiliki kemampuan lebih besar untuk menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL, serta memiliki beberapa indikasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan obat golongan statin lainnya (Kumar et al., 2014). Simvastatin dengan rute administrasi peroral memiliki banyak kelemahan diantaranya mengalami metabolisme lintas pertama di hati yang menyebabkan bioavailabilitas oral yang sangat rendah yaitu 5% (Kumar et al., 2014) dengan ikatan protein 95-98%, serta memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 2 jam (Dipiro et al., 2008). Masalah Bioavailabilitas oral yang rendah ini dapat diatasi dengan pemberian simvastatin melalui rute lain yaitu sistem penghantaran buccal. Sistem penghantaran buccal merupakan suatu sistem penghantaran obat melalui mukosa buccal, obat diletakkan diantara gusi dan membran pipi bagian dalam. Kelebihan rute buccal yaitu dapat digunakan untuk penghantaran obat sistemik karena jaringannya tervaskularisasi baik dan mukosanya relatif permeabel, dapat meningkatkan bioavailabilitas obat karena obat tidak mengalami metabolisme lintas pertama. Sediaan mucoadhesive buccal film dipilih karena bentuknya yang tipis, lebih ringan, dan lebih fleksibel dibandingkan lainnya sehingga nyaman untuk penggunaan pasien (Repka et al., 2011). Faktor yang mempengaruhi efektifitas sediaan film yaitu pelepasan obat dan kekuatan mucoadhesive. Pelepasan simvastatin dan kekuatan mucoadhesive ini dipengaruhi oleh polimer yang digunakan. Mucoadhesive buccal film memerlukan polimer yang bersifat mucoadhesive dan memiliki sifat mekanik yang baik (kuat dan lentur) untuk menghasilkan mucoadhesive buccal film yang baik. Pada penelitian ini digunakan kombinasi polimer HPC dan PVP dalam sediaan buccal film simvastatin. Pemilihan penggunaan polimer HPC karena HPC menghasilkan pelepasan obat yang maksimum dan kekuatan mucoadhesive yang besar (Patel et al., 2011). Kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi organoleptis, keseragaman bobot, keseragaman ketebalan film, ketahanan lipat, pH permukaan, penentuan recovery simvastatin dalam sediaan buccal film simvastatin, uji swelling index, uji pelepasan simvastatin dan uji kekuatan mucoadhesive. Hasil pengujian kekuatan mucoadhesive menunjukkan nilai kekuatan FB<F1<FAB<FA dengan nilai kekuatan mucoadhesive berturut-turut yaitu 41,23 gram; 51,03 gram; 57,5 gram dan 73,37 gram. Hasil pelepasan simvastatin menunjukkan bahwa FB<F1<FAB<FA dengan nilai pelepasan simvastatin berturutturut yaitu 83,57%; 89,663%; 90,113% dan 95,41%. Hasil dari pengujian kekuatan mucoadhesive dan pelepasan simvastatin ini kemudian dianalisis dengan menggunakan software design expert versi 10. Hasil yang ditunjukkan dari analisis menggunakan software design expert ini yaitu terdapat 6 solusi dengan formula terpilih FA sebagai formula optimum. Formula optimum FA ini kemudian diuji FTIR dan uji waktu tinggal mucoadhesive. Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa tidak ada interaksi secara fisika atau kimia antara polimer dan bahan aktif dalam sediaan buccal film simvastatin. Hasil uji waktu tinggal mucoadhesive menunjukkan bahwa buccal film formula A dapat menempel pada jaringan buccal kambing selama 186 menit.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectHidroksipropil Selulosaen_US
dc.subjectPolivinilpirolidonen_US
dc.subjectBuccal Film Simvastatinen_US
dc.titleOPTIMASI KONSENTRASI HIDROKSIPROPIL SELULOSA DAN POLIVINILPIROLIDON DALAM SEDIAAN BUCCAL FILM SIMVASTATINen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Pharmacy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Nurul Qomariyah_1.pdf2.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools