Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/78053
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMulyono, Joko-
dc.contributor.authorSetiawan, Angga Juli-
dc.date.accessioned2016-11-17T13:21:38Z-
dc.date.available2016-11-17T13:21:38Z-
dc.date.issued2016-11-17-
dc.identifier.nim110910302025-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78053-
dc.description.abstractini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses konstruksi sosial yang terjadi di masyarakat, yang mana proses konstruksinya dilakukan melalui sebuah tembang gunung kelud yang digunakan sebagai instrumen penyampaian makna. Tembang gunung kelud menceritakan tentang keindahan, kemakmuran dan kesuburan gunung Kelud yang dimana memiliki banyak sekali ancaman bencana. Berangkat dari kondisi tersebut masyarakat desa Sugihwaras menciptakan tembang gunung kelud tersebut proses konstruksinya dilakukan melalui Sanggar Wahyu Budhoyo. Hal ini berdasarkan kondisi sosial masyarakat desa Sugihwaras yang masih memegang teguh kebudayaan masyarakat dan melesatarikannya sehingga menjadi sebuah kearifan lokal yang harus di lestarikan. Tembang gunung kelud menjadi salah satu objek penelitian dimana tembang ini digunakan untuk mengenalkan gunung Kelud kapada khalayak umum. Tembang gunung Kelud ini merupakan sebuah kebudayaan baru yang dihadirkan di masyarakat desa Sugihwaras yang mana masih mengenal dan mempercayai sebuah hal-hal mistis. Hal ini menunjukan bahwa dalam masyarakat jawa masih percaya dengan adat isti adat, mitos, dan cerita rakyat yang ada di masyarakat masih di lestarikan demi menjaga identitas daerah. Dari hasil pengamatan bahwa ditemukan sebuah fenomena yang mana masyarakat Sugihwaras melestarikan sebuah kebudayaan yang ada dengan segenap hati dan masih berkiblat pada kepercayaan masa lampau. Yang seperti dilakukan dengan menggunakan sesaji, adat-adat dan kesenian yang ada. Seperti yang didapat dilapangan bahwa masyarakat Sugihwaras mulai menggalakan sebuah kesenian jaranan yang sudah cukup lama berdiri dan menghasilkan sebuah karya yaitu tembang gunung Kelud yang sudah maulai diperkenalkan oleh sanggar Wahyu Budhoyo dan menarik masyrakat untuk ikut melestarikan. Kemudian tembang gunung kelud ini sudah mulai diperkenalkan khalayak umum dengan di ikutkan lomba tingkat Sekolah Dasar se kabupaten Kediri. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif, dengan melakukan wawancara kepada informan kunci yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya kemudian memperoleh data-data yang kemudian diolah dan dianalisis sebagai hasil dari penelitian. Informan kunci yang telah ditentukan adalah Pencipta lagu tembang gunung Kelud dan pendiri sanggar Wahyu Budhoyo, Kepala Desa Sugihwaras, Perangkat Desa Sugihwaras, Masyarakat desa Sugihwarasdan guru Sekolah Dasar. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa sanggar Wahyu Budhoyo berperan sebagai agen yang mengkonstruk masyarakat untuk memahami kebudayaan yang ada di masyarakat seperti yang terjadi melalui tembang gunung Kelud yang berisi nasihat-nasihat serta refleksi terhadap kondisi-kondisi lingkungan sekitar yang perlu dilestarikan. Karena hal itu perlu dilestarikan agar kebudayaan dan hasil karya dari rasa, karsa dan cipta tetap terjaga serta menjadi warisan kebudayaan bagi masyarakat Desa Sugihwaras sendiri.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTEMBANG GUNUNG KELUDen_US
dc.subjectKEARIFAN LOKAL MASAYARAKAT DESAen_US
dc.titlePELESTARIAN TEMBANG GUNUNG KELUD SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MASAYARAKAT DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Angga Juli Setiawan - 110910302025_.pdf850.11 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools