Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/78041
Title: | ISTILAH-ISTILAH DALAM PERTANIAN JERUK PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA SAMBIMULYO KECAMATAN BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI (TINJAUAN ETNOLINGUISTIK) |
Authors: | Subaharianto, Andang Hariyadi, Edy Permana, Ade Bastian Indra |
Keywords: | ISTILAH-ISTILAH PERTANIAN JERUK MASYARAKAT JAWA DESA SAMBIMULYO ETNOLINGUISTIK) KECAMATAN BANGOREJO |
Issue Date: | 17-Nov-2016 |
Abstract: | Istilah-istilah dalam bidang pertanian merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan makna suatu nama, tindakan, atau keadaan secara pasti yang digunakan oleh masyarakat dalam suatu kegiatan dalam pertanian. Menurut Chaer (2010:280) istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat dan tepat menyatakan pengertian makna suatu nama, tindakan, atau keadaan secara pasti untuk suatu bidang kegiatan atau bidang ilmu. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna, penggunaan, bentuk istilah-istilah, dan faktor yang melatarbelakangi pemunculan istilah-istilah dalam pertanian jeruk dengan tinjauan etnolinguistik. Dalam penelitian ini, ditempuh tiga tahapan, yaitu: 1) penyediaan data; 2) analisis data; dan 3) penyajian hasil analisis data (Sudaryanto 1993:5). Metode yang digunakan untuk penyediaan data adalah metode cakap atau upaya pengumpulan data dengan percakapan, sebagai teknik dasarnya adalah teknik pancing. Data dalam penelitian ini berupa data lisan dan tulisan. Teknik lanjutan yang digunakan yaitu teknik cakap semuka atau wawancara, teknik rekam, dan teknik catat. Tahap yang kedua ialah analisis data. Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan metode padan ekstralingual dan teknik lanjutan teknik pilah unsur penentu (PUP). Data yang sudah diperoleh dari tahap penyediaan data, diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan bentuk, makna, dan penamaan dalam bahasa Jawa. Metode padan ekstralingual digunakan untuk memadankan data dengan hal yang berada di luar bahasa seperti budaya, lokasi, dan masyarakat. Tahap yang terakhir ialah tahap penyajian hasil analisis data. Metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian formal dan metode penyajian informal. ix Proses pertanian jeruk terdiri dari enam tahapan yaitu: 1) tahap penyiapan lahan; 2) tahap perawatan; 3) tahap pemanenan; 4) tahap penjualan hasil; 5) tahap perdagangan; dan 6) tahap pembayaran. Setiap istilah dalam tiap tahapan terdapat faktor yang melatarbelakangi pemunculan dan penggunaan istilah-istilah tersebut antara lain: 1) faktor budaya; 2) faktor lokasi; 3) faktor onomatope; 4) faktor perbandingan; 5) faktor pemakaian alat yang digunakan; dan 6) faktor serapan bahasa asing. Pada tahap penyiapan lahan terdapat istilah kenongan [kənͻŋan], puntukan [punṭu?an], ponjo [pͻnjͻ], dan gulutan [gulutan]. Pada tahap perawatan terdapat istilah-istilah seperti ngemes [ŋəmɛs], ngrabuk [ŋrabU?], wiwil [wiwIl], ngipuk [ŋipU?], besik [bəsI?], jeruk sak klenteng [jərU? sa? klənṭəŋ], nyongkok [ñͻŋkͻk], dan babat [babhat]. Pada tahap pemanenan terdapat istilahngeses [ŋəsɛs], jeruk bom [jərU? bͻm], jeruk kril [jərU? krIl], jeruk kremik [jərU? krəmI?], jeruk krenggo [jərU? kreŋgͻ], dan jeruk nggabus [jərU? ŋgabUs]. Pada tahap penjualan hasil terdapat istilah antara lain tebasan [təbasan], ngeprol [ŋəprͻl], dan kelon [kelͻn]. pada tahap perdagangan terdapat istilah ngobrok [ŋͻbrͻk], penimbang [pənimbaŋ], pengirim [pəŋirIm], dan pengeprol [pəŋəprͻl]. pada tahap pembayaran terdapat istilah kontan [kͻntan], kes [kɛs], dan tempo [tempo]. Faktor yang melatarbelakangi pemunculan istilah-istilah dalam pertanian jeruk antara lain: 1) faktor budaya memunculkan istilah kenongan [kənͻŋan], dan jeruk sak kremik [jərU? sa? krəmIk]; 2) faktor lokasi memunculkan istilah kenongan [kənoŋan] dan puntukan [punṭu?an]; 3) faktor onomatope memunculkan istilah ngipuk [ŋipU?] dan kocor [kͻcͻr]; 4) faktor perbandingan memunculkan istilah jeruk sak klenteng [jərU? sa? kləntəŋ], jeruk sak neker [jərU? sa? nɛkər], dan jeruk bom [jərU? bͻm]; 5) faktor pemakaian alat yang digunakan memunculkan istilah nglempak kalen [ŋləmpak kalən]; 6) dan faktor serapan bahasa asing memunculkan istilah ngeses [ŋəsɛs] dan kes [ |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78041 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Ade Bastian Indra Permana - 120110201080_.pdf | 2.95 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools