Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/76530
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMA'RUFI, Isa-
dc.contributor.advisorHARTANTI, Ragil Ismi-
dc.contributor.authorLAZUARDI, Ahmad Iqbal-
dc.date.accessioned2016-08-16T03:09:40Z-
dc.date.available2016-08-16T03:09:40Z-
dc.date.issued2016-08-16-
dc.identifier.nimNIM112010101067-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76530-
dc.description.abstractPada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 78,6% responden postitif menderita gejala CTS. Berdasarkan analisis data menggunakan metode Spearman’s Rho diketahui terdapat hubungan bermakna antara usia dengan gejala CTS dengan nilai signifikansi 0,044 dimana nilai ini < nilai α yaitu 0,05 maka H0 ditolak. Usia dengan gejala CTS memiliki korelasi yang rendah dengan nilai Correlation Coefficient (CC) sebesar 0,313. Demikian pula pada variabel status gizi (IMT) terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan gejala CTS dengan nilai signifikansi 0,023 dan memiliki korelasi yang lemah dengan nilai CC 0,351. Terdapat hubungan yang bermakna antara variabel masa kerja dan gejala CTS dengan nilai signifikansi 0,000 serta memiliki korelasi yang kuat dengan nilai CC sebesar 0,662. Gerakan repetitif memiliki hubungan yang bermakna dengan gejala CTS yang mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan juga memiliki korelasi yang kuat antara variabel gerakan repetitif dan gejala CTS dengan nilai CC sebesar 0,576. Demikian juga variabel postur kerja memiliki hubungan yang bermakna dengan gejala CTS yang mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan mempunyai korelasi yang kuat antara variabel postur kerja dan gejala CTS dengan nilai CC sebesar 0,633. Sedangkan pada variabel jenis kelamin yang memiliki nilai signifikansi 0,437 yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan gejala CTS. Demikian pula variabel riwayat penyakit yang memiliki nilai signifikansi 0,461 tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan gejala CTS. Faktor yang menjadi determinan gejala CTS pada pekerja pemecah batu di Kecamatan Sumbersari dan Sukowono Kabupaten Jember adalah usia, status gizi (IMT), masa kerja, gerakan repetitif dan postur kerja.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries112010101067;-
dc.subjectCARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)en_US
dc.subjectPEKERJA PEMECAH BATUen_US
dc.titleDETERMINAN GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU (STUDI PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KECAMATAN SUMBERSARI DAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Public Health

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ahmad Iqbal Lazuardi - 112010101067-1.pdf3.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools