UPAYA PAKISTAN MEREBUT DUKUNGAN RAKYAT KASHMIR MELALUI SUBVERSI

Abstract

Problema Kashmir bermula ketika Inggris meninggalkan India pada tahun 1947. Masyarakat Muslim di anakbenua India membangun negara sendiri, lepas dari India yang didominasi Hindu. Berbagai wilayah yang didominasi Muslim menggabungkan diri dalam Pakistan, sedang daerah yang mayoritas penduduknya non-Muslim menggabungkan diri dalam negara India. Namun persoalan muncul terkait wilayah Kashmir yang mayoritas penduduk Muslim tetapi rajanya beragama Hindu. Hari Sigh raja Kashmir yang saat itu berkuasa menggabungkan Kashmir dalam wilayah India. Keputusan Hari Sigh bergabung pada India pada akhirnya menimbulkan konflik antara Pakistan dan India. Kedua belah pihak merasa berhak atas wilayah Kashmir. India berusaha mempertahankan Kashmir sebagai bagian dari wilayahnya, sedang Pakistan berupaya merebut Kashmir dari India dan menjadikannya bagian dari wilayah Pakistan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian tersebut meliputi tehnik pengumpulan data dan teknik analisis data. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka (library research) untuk memperoleh data sekunder. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tujuan Pakistan melakukan subversi dalam konflik Kashmir adalah untuk merebut dukungan rakyat Kashmir sehingga ketika kelak PBB menepati janjinya melaksanakan plebisit rakyat Kashmir akan memilih bergabung dengan Pakistan dari pada dengan India atau memilih merdeka. Upaya subversi tersebut dilakukan dengan 2 cara yakni propaganda sistematik (non -violent) dan tindakan sistematik (violent). Hasil dari upaya subversi Pakistan menghasilkan output yakni tumbuh gerakan perlawaan rakyat Kashmir terhadap India yang secara agresif melakukan pemberontakan terhadap India.