Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/73188
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Asyiah, Iis Nur | - |
dc.contributor.advisor | Pujiastuti | - |
dc.contributor.author | Nurjannah, Ike | - |
dc.date.accessioned | 2016-02-02T06:12:44Z | - |
dc.date.available | 2016-02-02T06:12:44Z | - |
dc.date.issued | 2016-02-02 | - |
dc.identifier.nim | 110210103007 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73188 | - |
dc.description.abstract | Tradisi dan pengetahuan masyarakat lokal di daerah pedesaan tentang pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah berlangsung sejak lama. Pemanfaatan tumbuhan sebagian telah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, namun masih banyak yang belum tercatat secara ilmiah dan disebarluaskan melalui publikasi-publikasi. Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan tumbuhan obat sejak dulu dan dilestarikan secara turuntemurun, namun adanya modernisasi budaya dapat menyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat terdahulu. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Kebudayaan dan suku bangsa yang ada di Indonesia sangat beragam menyebabkan antara daerah yang satu dengan yang lain mempunyai cara-cara tersendiri dalam pemanfaatan tumbuhan obat tersebut. Suku Madura salah satunya yang merupakan suku dengan populasi besar di Indonesia. Menurut Rifa’i, (2000) masyarakat Madura telah lama mempraktekkan tumbuhan sebagai obat tradisional atau yang lebih sering disebut “jamu”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Suku Madura di kaki Gunung Rengganis Sumbermalang-Besuki, Kabupaten Situbondo, dari 90 jenis tumbuhan yang mempunyai nilai Use Value (UV) tertinggi dengan nilai Informant Concencus Factor (ICF) tertinggi adalah Sirih (Piper betle L.) untuk sakit mata, Alang-alang (Imperata cylindrical (L) Beauv) untuk panas dalam, Bawang Merah (Allium cepa L.) untuk demam (anak), Kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk typus, Simbukan (Saprosma arboretum.) untuk kembung, Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk batuk, Mengkudu (Morinda citrifolia L.) untuk sakit perut, Asam Jawa (Tamarindus indica L.) untuk sariawan, Jambu biji (Psidium guajava L.) untuk mencret (anak), Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) untuk luka terbuka, dan Pepaya (Carica papaya L.) untuk Sembelit. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk obat adalah daun dengan persentase sebesar 36,5%; akar/rimpang/batang 28,5%; buah 15,3%; umbi 5,3%; semua bagian 3,56%; daun muda 2,9%; bunga 2,6%; buah muda 2,6%; biji 1,8%; serta kulit buah dan kulit batang sebesar 0,9%. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT | en_US |
dc.subject | MASYARAKAT SUKU MADURA | en_US |
dc.title | ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT SUKU MADURA DI KAKI GUNUNG RENGGANIS SUMBERMALANG-BESUKI, KABUPATEN SITUBONDO SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU NON-TEKS | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Teacher Training and Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
-IKE NURJANNAH cover 123.pdf | 1.54 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools