Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/72526
Title: | Keberadaan Greja Kristen Jawi Wetan Rejoagung Kecamatan Semboro Kabupaten Jember Tahun 2004 - 2013 Peran Pendeta Teguh dalam membangun desa dan gereja |
Authors: | Salindri, Dewi SYARIF, M AFIFUDIN |
Keywords: | GKJW Rejoagung Jember Pendeta Perubahan ekonomi-sosial-budaya |
Issue Date: | 27-Jan-2016 |
Abstract: | Desa Rejoagung merupakan suatu desa yang berada diujung barat Kabupaten Jember dan merupakan satu-satunya desa yang mempunyai keunikan. Keunikan tersebut terletak pada tatanan desa dengan deretan rumah yang tertata rapi menghadap ke jalan, seperti layaknya perumahan yang ada di kota-kota besar. Desa Rejoagung merupakan satu-satunya desa di Kabupaten Jember yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan. Perkembangan agama Kristen Protestan di Desa Rejoagung berasal dari tujuh orang yang berasal dari Bongsorejo Jombang pada tahun 1907. Dari ketuju orang tersebut berkembang menjadi suatu perkampungan yang sangat besar. Pada tahun 1932 di Desa Rejoagung dibangun sebuah rumah ibadah untuk orang Kristen yaitu Greja Kristen Jawi Wetan Rejoagung. Gereja tersebut didirikan atas ide dari Pendeta (Pdt.) Susalam Wiryo, dan beberapa kali pergantian pendeta sampai sekarang. Pada tahun 2004-2013 GKJW Rejoagung mendapat pelayanan dari Pdt. Teguh Setyoadi S. Th. yang diutus oleh sinode untuk menggantikan Pdt. Suprapto. Pada masa kepemimpinan Pdt. Teguh Setyoadi S. Th. jemaat GKJW Rejoagung mendapat pelayanan yang berbeda dari pendeta sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada pola pikir Pdt. Teguh yaitu ingin menjadikan Desa Rejoagung sebagai Desa Wisata Rohani. Pemikiran tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi sosial masyarakat Desa Rejoagung yang dianggap memadai untuk dijadikan sebagai desa wisata rohani karena selain keadaan sosial juga di dukung dengan sumber daya manusia (SDA) dan sumber daya alam (SDA) yang memadai. Berawal dari ide tersebut Pdt. Teguh mulai melakukan beberapa perubahan terhadap pelayanan jemaat dalam gereja, tentunya perubahan tersebut yang bersifat positif. Pertama Pdt. Teguh melakukan perubahan jadwal ibadah bagi anak-anak mulai jam 06.00-09.00 dan untuk remaja jam 09.00-selesai, dengan tujuan supaya ibadah lebih khusuk karena tidak ada suara dari anak kecil, dan juga biar ibu-ibu bisa melakukan kegiatan rumah terlebih dahulu. Pada hari perayaan Jum’at agung dilakukan kegiatan jalan salib mengelilingi desa pada perayaan hari raya paskah dengan diikuti pawai obor mengelilingi desa, kegiatan tersebut mampu menarik jemaat untuk mengikuti acara tersebut, bahkan acara tersebut dihadiri oleh warga dari luar Desa Rejoagung. Keesokan harinya diadakan sarapan pagi bersama di gereja dengan tujuan mempererat tali silaturahmi antar jemaat. Selain itu diadakan doa Senin pagi di Minggu pertama dan ketiga dan melakukan doa Jum’at malam di Minggu kedua dan keempat, tujuannya supaya jemaat memperdekat diri kepada Tuhan Yesus, pada umumnya yang menghadiri acara tersebut adalah para lansia. Peningkatan jumlah persembahan dengan cara menambah jumlah persembahan pada ibadah hari minggu dengan tujuan menambah jumlah keuangan dalam gereja dan masih banyak yang lainnya. Dalam bidang sosial peranan Pdt. Teguh adalah sebagai motivator dalam kegiatan kerja bakti dan bakti sosial seperti donor darah, pemberian beasiswa bagi anak yang membutuhkan, serta menjalin hubungan yang harmonis antar umat beragama, bahkan Pdt. Teguh sempat menjadi wakil ketua forum komunikasi antar umat beragama di Kecamatan Semboro pada tahun 2009. Pdt. Teguh juga menguatkan adat Tanah yaitu larangan untuk menjual tanah desa kepada orang dari luar desa, karena beliau beranggapan jika larangan tersebut dilanggar maka ditakutkan identitas Desa Rejoagung sebagai desa Kristen akan berubah Sedangkan dalam bidang ekonomi Pdt. Teguh membuat kelompok pembenihan ikan lele dengan tujuan meningkatkan taraf perekonomian jemaat, mengajarkan cara berwirausaha bagi ibu-ibu PKK dengan membuat industri keripik pisang dengan lingkup pemasaran di dalam maupun keluar desa. Penerapan sistem pertanian yang bervariasi, tidak hanya terpaku pada tanaman padi saja melainkan beliau mengajak warga untuk menanam palawija dengan menanam tomat, cabai, ketela pohon dan jagung, selain itu beliau juga memanfaatkan tanah gereja yang kosong untuk ditanami pohon pepaya dan sengon. Dalam kehidupan sehari-hari Pdt. Teguh dikenal dengan kepribadian yang sangat baik dan juga dikenal sebagai pendeta yang mempunyai banyak ide, dalam kehidupan jemaat Pdt. Teguh dipercaya oleh jemaat dan warga desa, selain itu beliau mempunyai jiwa spiritual yang bagus, hal ini terbukti pada saat beliau diminta bantuan jemaat untuk melakukan nyarang hujan diwaktu tertentu, selain itu beliau juga bisa mengobati orang sakit sakit perut, panas dan laini-lain. |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72526 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
090110301009.pdf | 3.47 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools