Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/70794
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Sukatman | - |
dc.contributor.advisor | Andianto, Mujiman Rus | - |
dc.contributor.author | Puspitasari, Ida Agustina | - |
dc.date.accessioned | 2016-01-08T06:11:10Z | - |
dc.date.available | 2016-01-08T06:11:10Z | - |
dc.date.issued | 2016-01-08 | - |
dc.identifier.nim | 110210402007 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/70794 | - |
dc.description.abstract | Penelitian ini didasari oleh pentingnya mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso yang selain menjadi tontonan yang menghibur juga menjadi tuntunan masyarakat untuk hidup lebih baik. Saat ini banyak generasi muda dan masyarakat sebagai penikmat Jaranan hanya melihat pementasan tanpa mengerti cerita yang terkandung di dalamnya. Mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso berbentuk cerita tentang Dhadung Awuk manusia setengah dewa yang ditugasi untuk menjaga tanaman dan hewan ternak para petani. Mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso juga mempunyai nilai-nilai budaya dan fungsi yang dapat menata kehidupan menjadi lebih baik. Salah satu nilai budaya tersebut adalah nilai gotong royong yang dilakukan oleh Dhadung Awuk dan Jaranan dalam memerangi keburukan dan membela kebenaran. Mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso memiliki fungsi meyakinkan masyarakat adanya kekuatan ghaib. Selanjutnya dipilih kecamatan Dongko sebagai objek penelitian karena Jaranan Turonggo Yakso berasal dari kecamatan Dongko. Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah (1) wujud mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso, (2) kandungan nilai budaya dalam mitos Jaranan Turonggo Yakso, (3) fungsi mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso bagi masyarakat, (4) pemanfaatan mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso sebagai alternatif materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian kualitatif dan jenis penelitian etnografi. Lokasi penelitian dilakukan di Dongko kabupaten Trenggalek dengan cerita mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso sebagai objek. Data berupa wujud mitos dalam Jaranan dan fungsi mitos tersebut bagi masyarakat yang merupakan hasil wawancara dengan informan. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang memiliki pengetahuan luas tentang mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, mengambil kesimpulan dan verifikasi. Analisis data diperlukan untuk memperoleh keyakinan tentang data. Prosedur penelitian ini ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Hasil pembahasan penelitian ini adalah wujud mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso yang berupa cerita rakyat yang mengandung unsur keyakinan. Turonggo Yakso merupakan sebuah tarian sebagai pengganti peringatan upacara adat Baritan yang merupakan upacara syukuran hasil pertanian. Berawal dari Dhadung Awuk manusia setengah dewa diganggu Celengan yang menyerang Jaranan, serta pertarungan sengit antara Dhadung Awuk dan Barongan sebagai penyebab bencana besar yang menyerang Dongko. Mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso di dalamnya memuat nilai-nilai kebudayaan yaitu; (1) nilai gotong royong, (2) bertanggung jawab, (3) pemanfaatan lingkungan, (4) menjaga kelestarian alam, (5) kegigihan, serta (6) keteguhan diri. Nilai tersebut membuat generasi lebih baik sehingga perlu untuk dilestarikan. Fungsi mitos Jaranan bagi kehidupan masyarakat tersebut yaitu; (1) meyakinkan masyarakat adanya kekuatan ghaib, (2) memberi arahan dan harapan bagi masyarakat, (3) sebagai ilmu pengetahuan untuk hidup lebih baik. Fungsi tersebut memiliki peran berbeda, misalnya tali yang direndam dengan air yang dicampur bunga tiga warna dapat menyembuhkan hewan yang sakit. Hal ini dapat meyakinkan masyarakat bahwa ada kekuatan-kekuatan ghaib yang sulit dipercaya oleh nalar manusia. Wujud mitos yang berupa cerita pada penelitian ini dapat dijadikan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Cerita Jaranan Turonggo Yakso dapat digunakan guru sebagai sumber cerita rakyat dalam pembelajaran sastra. Saran yang diberikan yaitu; (1) bagi peneliti lain yang serupa, dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam terkait simbol-simbol dalam Jaranan mengingat keterbatasan penulis dalam meneliti mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso, (2) bagi guru bahasa Indonesia di SMA cerita mitos dalam Jaranan Turonggo Yakso dapat dijadikan sebagai sumber cerita rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan Jaranan Turonggo Yakso sebagai media, (3) bagi mahasiswa yang sebidang ilmu, diharapkan hasil penelitian ini memberikan pengetahuan dan wawasan bahwa Jaranan Turonggo Yakso merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh kota Trenggalek. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | Mitos | en_US |
dc.subject | Jaranan “Turonggo Yakso” | en_US |
dc.title | MITOS DALAM JARANAN “TURONGGO YAKSO” DI KECAMATAN DONGKO KABUPATEN TRENGGALEK | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Teacher Training and Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Ida Agustina Puspitasari - 110210402007.pdf | 1.25 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools