Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/69328
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Saifuddin Hasjim | - |
dc.contributor.advisor | Nanang Tri Haryadi | - |
dc.contributor.author | Kapriyanto | - |
dc.contributor.author | Nanang Tri Haryadi | - |
dc.contributor.author | Saifuddin Hasjim | - |
dc.date.accessioned | 2015-12-30T05:11:52Z | - |
dc.date.available | 2015-12-30T05:11:52Z | - |
dc.date.issued | 2014 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/69328 | - |
dc.description.abstract | Masalah yang dihadapi industri gula nasional saat ini menurunnya produksi gula karena serangan larva uret yang menyebabkan pertumbuhan tanaman tebu terhambat dan akhirnya mati, sehingga menurunkan hasil hingga 50%. Gejala serangan yang tampak pada tanaman muda terserang uret, pucuknya menjadi layu, kemudian menguning mirip dengan gejala kekeringan. Bedanya, gejala kelayuan akibat kekeringan tampak merata pada areal pertanaman. Jika di beri air gejala tersebut akan hilang dan tanaman pulih kembali, sedangkan gejala hama uret, sifatnya tidak merata dan bila diberi air tidak menunjukkan tanda-tanda sembuh kembali. Tanaman tebu yang terserang uret tampak layu karena pengangkutan zat-zat hara dan air terhenti. Hal ini disebabkan akar sebagai alat penyerap zat-zat hara dan air rusak terpotong. Gejala pada tanaman tua ditandai dengan layunya pucuk tanaman tebu, kemudian kering daunnya dan akhirnya roboh dan mati. Salah satu potensi cendawan entomopatogen untuk mengendalikan larva uret adalah cendawan M. anisopliae. Dalam penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efektivitas cendawan M. anisopliae untuk mengendalikan larva uret, menggunakan 3x3 perlakuan dengan tiga jenis isolat antaralain isolat Jombang, Kediri, Banyuwangi, tiga konsentrasi 106, 107.108 dan tiga ulangan menggunakan rancangan acak lengakap (RAL) , cara aplikasi dengan mencampurkan cendawan M. anisopliae pada media tanah sehingga dapat menginfeksi larva uret. Nilai LT50 dan LC50 terbaik terjadi pada isolat Jombang, hasil penelitian dapat dilihat ketika serangga yang terinfeksi cendawan M. anisopliae, terjadi gejala ditandai dengan gejala tidak mau makan, gerakan lambat, sehingga larva yang terinfeksi cendawan M. anisopliae menunjukkan gejala mati kaku, selanjutnya berkembang miselium berwarna putih muncul dari permukaan kutikula, dan akhir dari infeksi terjadi perubahan warna larva uret menjadi hijau gelap. Gejala tersebut adalah bentuk khas dari infeksi jamur M. anisopliae yaitu green muscardine. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | UNEJ | en_US |
dc.subject | Tebu; Uret; Metarhizium anisopliae | en_US |
dc.title | PATOGENESITAS ISOLAT CENDAWAN METARHIZIUM ANISOPLIAE ENTOMOPATOGEN | en_US |
dc.type | Article | en_US |
Appears in Collections: | SRA-Agriculture And Agricultural Technology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
KAPRIYANTO.pdf | 1.17 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.