Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/68653
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Wati, Dwi Martiana | - |
dc.contributor.advisor | Baroya, Ni’mal | - |
dc.contributor.author | Rahma, Amalia Listi | - |
dc.date.accessioned | 2015-12-23T08:08:02Z | - |
dc.date.available | 2015-12-23T08:08:02Z | - |
dc.date.issued | 2015-12-23 | - |
dc.identifier.nim | 102110101045 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68653 | - |
dc.description.abstract | Penggunaan metode kontrasepsi dapat dikatakan sebagai bentuk partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB). Dalam Peraturan Presiden RI (Perpres) Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 telah disusun strategi, kebijakan, rencana kerja dan indikator kinerja pembangunan kependudukan dan keluarga berencana tahun 2010-2014. Indikator keberhasilan program KB dapat dilihat dari dua macam indikator yaitu angka rata-rata jumlah anak yang dilahirkan (Total Fertility Rate/TFR) dan persentase peningkatan pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2012 sebesar 2,6. Angka TFR Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara antara lain Singapura 1,3, Thailand 1,6, Vietnam 1,9, Myanmar 2,1 dan Brunei 2,3. Indikator lain untuk mengukur keberhasilan program KB adalah Contraceptive Prevalence Rate (CPR). CPR cara modern di Indonesia mengalami peningkatan dari 56,7% Pada SDKI tahun 2002-2003 menjadi 58% pada SDKI 2012. Tingginya persentase penggunaan kontrasepsi tidak diikuti dengan tingginya angka kelangsungan. Pada tingkat penggunaan kontrasepsi sebesar 27% klien berhenti memakai alat kontrasepsinya. Angka putus pakai peserta KB di Kabupaten Lumajang sampai dengan bulan Agustus 2014 sebesar 15.918 peserta. Angka putus pakai peserta KB tertinggi terdapat di Kecamatan Tekung sebesar 1337 peserta atau sebesar 20,6% dan angka putus pakai peserta KB terendah di Kecamatan Randuagung sebesar 241 peserta atau sebesar 2,2%. Kualitas pelayanan KB merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai pemakaian alat kontrasepsi yang berlangsung lama. Kualitas pelayanan merupakan kunci utama dari upaya program yang dapat disesuaikan untuk mengurangi angka drop out pengguna kontrasepsi dan berkontribusi dalam penurunan kesuburan. Kualitas pelayanan yang baik akan memberikan pengetahuan tentang berbagai macam metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh kliennya. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah akseptor KB aktif yang telah mendapatkan pelayanan KB di Puskesmas Tekung dan di Puskesmas Randuagung dengan besar sampel sebanyak 110 responden. Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder terkait dengan pencapaian jumlah akseptor KB aktif dan drop out per-kecamatan bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Agustus 2014 diperoleh dari Badan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung pada akseptor KB aktif di wilayah Puskesmas Tekung dan Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang. Pengolahan data terdiri dari editing, scoring dan tabulating. Teknik penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel kemudian diberi penjelasan dalam bentuk narasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji beda dua sampel bebas nonparametrik Chi Square pada derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan kualitas pelayanan KB antara Puskesmas Tekung dan Puskesmas Randuagung. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Puskesmas Randuagung memiliki kualitas pelayanan KB yang baik. Puskesmas Tekung memiliki kualitas pelayanan KB yang kurang baik, hal ini terletak pada kurangnya pemberian informasi kepada klien. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB, maka diperlukan peningkatan pelatihan dan pembinaan bagi provider agar dapat meningkatkan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan KB sehingga mampu meningkatkan kelangsungan penggunaan kontrasepsi. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | KUALITAS PELAYANAN | en_US |
dc.subject | KELUARGA BERENCANA | en_US |
dc.title | ANALISIS PERBEDAAN KUALITAS PELAYANAN KB ANTARA PUSKESMAS TEKUNG DAN PUSKESMAS RANDUAGUNG DI KABUPATEN LUMAJANG | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Public Health |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Amalia Listi Rahma - 102110101045.pdf | 4.01 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools