Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/67128
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAmeliana, Lidya-
dc.contributor.advisorW, Budipratiwi-
dc.contributor.authorLestari, Ika Ria-
dc.date.accessioned2015-12-08T04:07:48Z-
dc.date.available2015-12-08T04:07:48Z-
dc.date.issued2015-12-08-
dc.identifier.nim102210101078-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67128-
dc.description.abstractSelulit adalah kondisi lokal pada jaringan lemak dan jaringan ikat subkutan berupa parutan-parutan tidak rata pada kulit yang nampak seperti kulit jeruk. Selulit dapat terjadi pada pria maupun wanita, tapi selulit lebih sering terjadi pada wanita. Selulit umumnya muncul setelah pubertas dan semakin memburuk dengan bertambahnya usia (Barel, 2009). Pengobatan selulit biasanya menggunakan bahan aktif antara lain, yaitu golongan xantin (kafein, aminofilin, teofilin, atau ekstrak tumbuhan yang banyak mengandung xantin), retinoid, dan ekstrak tumbuhan misalnya Centela asiatica, Ginko biloba, Aloe vera. Golongan xantin yang paling sering digunakan adalah kafein, karena memiliki penetrasi yang baik pada kulit. Selain itu, dibandingkan golongan metilxantin lainnya kafein sering digunakan dan aman biasanya digunakan dengan kadar 1-2% (Hexsel et al., 2006). Kafein digunakan dalam produk dengan tujuan memberi efek lipolisis pada adiposit dengan menyebabkan inhibisi fosfodiesterase dan meningkatkan cAMP (cyclic adenosine monophosphate) (Rawlings, 2006). Sediaan topikal yang dipilih adalah sediaan dalam bentuk gel dengan basis carboxymethylcellulose sodium (CMC Na). Gel dengan basis CMC Na stabil pada pH asam (Agoes, 2012). Untuk meningkatkan kemampuan penetrasi obat melalui stratum korneum ditambahkan zat peningkat penetrasi alpha hidroxy acid (AHA). Pada penelitian ini dilakukan formulasi gel kafein dengan penambahan asam laktat dan asam sitrat menggunakan metode simplex lattice design. Optimasi diperlukan untuk menentukan komposisi asam laktat dan asam sitrat yang tepat. Hasil pengujian laju penetrasi menunjukkan bahwa flux F1>F3>F2 dengan nilai berturut-turut sebesar 24,78 μg/cm2.menit; 11,554 μg/cm2.menit dan 6,97 μg/cm2.menit. Hasil pengujian pH menunjukkan bahwa nilai pH F2>F3>F1 dengan nilai berturut-turut sebesar 4,18; 3,96 dan 3,92. Hasil pengujian viskositas menunjukkan bahwa nilai pH F2>F3>F1 dengan nilai berturut-turut sebesar 80,33; 70,67 dan 61,33. Hasil penentuan formula optimum dengan menggunakan software Design Expert trial versi 9.0.5.1 menunjukkan terdapat satu titik optimum yang memenuhi persyaratan respon yang diinginkan yaitu formula dengan jumlah asam laktat sebesar 1 % dan asam sitrat sebesar 0 %en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectASAM LAKTAT DAN ASAM SITRATen_US
dc.subjectLAJU PENETRASI GEL KAFEINen_US
dc.titleOPTIMASI ASAM LAKTAT DAN ASAM SITRAT TERHADAP LAJU PENETRASI GEL KAFEIN SECARA IN VITROen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Pharmacy

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ika Ria Lestari-102210101078.pdf3.84 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools