KEMITRAAN KESATUAN PEMANGKU HUTAN (KPH) JEMBER DENGAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) WANA MAKMUR DESA TUGUSARI

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemitraan antara Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jember dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Makmur Desa Tugusari Kecamatan Bangasalsari Kabupaten Jember. Perum Perhutani berdasarkan Undang-undang No. 4 Tahun 1999 Tentang kehutanan dan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1999 Mengatur keterlibatan Masyarakat untuk mendapatkan hak-hak konsesi mengeluarkan Surat Keputusan Direksi No.136/KPTS/DIR/2001 Tentang Pengelolaan Sumberdaya hutan bersama Masyarakat. Pengelolaan hutan bersama masyarakat merupakan langkah terobosan Perum Perhutani dalam mengelolaan hutan agar keragaman hayati dan kemaan hutan tetap terjaga. Program PHBM dengan melibatkan masyarakat desa hutan sebagai bentuk tanggaung jawab dari Perum Perhutani terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Progam PHBM berbasis kemitraan melakukan kerja sama antara Perum Perhutani dengan masyarakat desa hutan yang diwadahi oleh Lembag Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Perum Perhutani KPH Jember bekerja sama dengan LMDH Wana Makmur Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember berdasarkan kontrak perjanjian kerja sama No. 06/PHBM/Jbr/II/2007. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Perum Perhutani KPH Jember dan LMDH Wana Makmur Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Fokus penelitian ini adalah pelaskanaan proses kerjasama bagi hasil hutan saat tebang habis 2011 – 2013 dan pelaksanana bagi hasil kopi 2011 - 2013 yang dilakukan oleh KPH Jember dan LMDH Wana Makmur. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan teknik pengumpulan data mengunakan observasi, ix wawancara dan dekumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dan pemeriksaan kebsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian ini dilihat dari dua tahapan kerja sama yaitu proses pelaksanan bagi hasil pada saat tebang habis dan bagi hasil kopi 2011 – 2013 berdasarkan fenomena hubungan bekerja sama antar organisasi disebut debagai kemitraan linear union of partnership. Dikatakan sebagai “linear union of partnership karena pihak-pihak yang bergabung bekerja sama adalah organisasi atau pihak-pihak yang memiliki persamaan secara relatif. Kesamaan tersebut dapat berupa tujuan atu misi, besaran volume usaha dan atau organisasi.” Sulistyani (2004:132). Kerja sama ini, Perhutani mempunyai tujuan untuk melestarikan dan menjaga ekosistem hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. LMDH Wana Makmur mempunyai tujuan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Hutan dan meningkatkan kualitas kelesatarian hutan sesuia dengan fungsi dan manfaat secara bersama. Dalam menjaga hutan Pehutani butuh aasyarakat hutan untuk ikut andil dalam menjaga keamaan hutan dan menjadi pekerja dalam produksi kayu. Sedangkan masyarakat hutan bergetergantungan terhadap hutan dengan bercocok tanam di hutan dan menjadi pekerja pada saat tebang habis. Namun dalam pelaksanaan kemitraan tidak berjalan sebagaimana kontrak perjanjian kerja sama. Permasalahan yang ada di antaranya tidak melibatkan lembaga Wana Makmur tidak dilibatkan dalam proses pembagian bagi hasil kayu, pembagian limbah tebangan kayu yang tidak jelas dan ketidakjelasan bagi hasil kopi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pelaksaan kemitraan Perum Perhutani KPH Jember dengan LMDH Wana Makmur tidak berjalan sesuai kontrak kerja sam yang telah disepakati.