Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/66191
Title: PEMBENTUKAN TUNAS DARI KALUS TANAMAN TEBU (Saccharum Officinarum L.) AKIBAT PEMBERIAN ASAM AMINO (GLISIN, SISTEIN DAN ARGININ)
Authors: Miswar
Sholikah, Ummi
Fitriani, Dwi
Keywords: Tanaman tebu
kultur jaringan
asam amino
Issue Date: 3-Dec-2015
Abstract: Tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum officinarum.Salah satu komoditas yang cukup straregis dan memegang peranan penting di sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional adalah komoditas gula. Dalam hal ini teknik secara konvensional kurang efektif untuk mendapatkan bibit yang diharapkan. Teknik kultur jaringan merupakan salah satu teknologi harapan yang telah banyak diketahui terbukti dapat memberikan keberhasilan. Melalui kultur jaringan tanaman tebu dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan karena didalam kultur jaringan sendiri memiliki faktor perbanyakan yang tinggi. Penambahan komponen pemicu pertumbuhan pada media tumbuh seperti asam amino telah menunjukkan pengaruh yang signifikan pada kultur jaringan pada banyak spesies (Asharo, dkk., 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asam amino terhadap pembentukan tunas dari kalus tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi yang berbeda dan optimal dalam usaha pengembangan sistem regenerasi paling efisien. Penelitian dilaksanakan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, Jurusan Agronomi, Universitas Jember menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan masing – masing 3 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan diuji lanjut menggunakan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian tiga macam asam amino dengan konsentrasi yang berbeda berdasarkan hasil yang diperoleh berbeda nyata terhadap parameter pengamatan jumlah tunas, jumlah tunas perkalus, rata-rata panjang tunas, dan tidak berbeda nyata pada parameter pengamatan persentase tunas terbentuk baik awal maupun akhir dan rata-rata jumlah akar. Glisin merupakan asam amino paling baik di banding dengan perlakuan kontrol dan asam amino yang lain. Sedangkan, konsentrasi asam amino paling baik adalah dengan menggunakan 0,25 mM.
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66191
Appears in Collections:UT-Faculty of Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Dwi Fitriani - 101510501141.pdf1.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools